Seiring perkembangan penyidikan, satu per satu perbuatan tercela Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat terkuak satu per satu.
Tak cuma membunuh dan merencanakan pembunuhan, jenderal bintang dua itu juga melakukan banyak aksi tak perpuji lainnya, baik yang sekedar di ranah etika hingga yang merembet ke urusan pidana.
Berikut daftar perbuatan tercela eks Kadiv Propam Polri itu seperti dikumpulkan dari berbagai sumber sejak penetapannya sebagai tersangka hingga perkembangan terkini sampai artikel ini ditulis:
1. Rekayasa Tembak Menembak
Seperti yang sudah kita ketahui, Ferdy Sambo sempat nge-prank masyarakat Indonesia dengan merekayasa aksi pembunuhan terhadap Yosua dengan menggambarkan seolah-olah ajudannya itu tewas karena baku tembak dengan sesama rekannya.
2. Fitnah Pelecehan Seksual
Seperti halnya baku tembak, Ferdy sempat merancang fitnah terhadap mendiang Yosua dengan melaporkan orang yang ia bunuh itu ke polisi untuk tuduhan pelecehan terhadap istrinya.
Belakangan, penyelidikan terhadap laporan tersebut dihentikan karena dianggap tidak sesuai fakta.
Baca Juga: Tok! LPSK Putuskan Tolak Lindungi Bu Sambo, Ada 3 Penyebabnya, Salah Satunya soal Kejanggalan Ini
3. Menyeret Anak Buah untuk Terlibat
Kepolisian menyatakan setidaknya ada 31 anggota polisi yang terlibat dalam persekongkolan jahat yang dimotori Ferdy Sambo. Dari jumlah tersebut, mayoritas didominasi kalangan perwira, dari tingkat pertama, menengah hingga tinggi.
4. Merusak Masa Depan Orang
Dari puluhan polisi yang terlibat, sudah ada dua yang dijerat pasal pidana. Keduanya adalah Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E) dan Ricky Rizal (Brigadir Kepala RR).
Seperti halnya Sambo, keduanya dijerat dengan pasal pembunuhan berencana sehingga terancam dihukum mati atau penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun.
Baik Richard dan Ricky kini hanya bisa berharap masa depan mereka selamat lewat putusan pengadilan.
5. Hilangkan Barang Bukti
Dalam upaya mengaburkan fakta kematian Yosua, Ferdy Sambo menginstruksikan anak buahnya untuk menghilanglan sejumlah barang bukti yang bertujuan menghambat investigasi.
Salah satu barang bukti yang dihilangkan adalah CCTV di rumah dinas maupun dekoder di pintu masuk perumahan komleks Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
6. Kesaksian Palsu
Sejumlah ajudan Ferdy Sambo memberikan kesaksikan palsu soal kronologi sebelum kematian Yosua, di antaranya Richard dan Ricky.
Untugnya, Richard mengoreksi kesaksiannya yang jadi pintu masuk bagi terkuaknya kasus ini.
7. Melarang Keluarga Yosua Lihat Jenazah
Bawahan Ferdy Sambo di Divisi Propam, Brigjen Hendra Kurniawan, membuat kegaduhan saat ikut mengantarkan jenazah Yosua ke keluarganya di Jambi pada 9 Juli silam.
Saat itu, Hendra melarang pihak keluarga membuka peti jenazah. Untungnya, orangtua Yosua ngotot untuk tetap membuka peti anaknya.
Inilah titik awal yang menguak skenario jahat Ferdy Sambo.
8. Menyuap
Ferdy Sambo sempat berupaya menyuap staf Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang datang untuk melakukan assesmen terhadap istrinya. Adanya upaya Ferdy untuk menyuap dibeberkan oleh Menkopolhumam Mahfud MD.
9. Tak Punya LHKPN
Sebagai pejabat negara, Ferdy Sambo ternyata tak melakukan kewajibannya untuk menyampaikan laporan harta kekayaannya.
Terkait hal ini, juru Bicara KPK Bidang Pencegahan Ipi Maryati mengatakan, pihaknya telah menerima permohonan atas nama Ferdy Sambo tahun 2021. Namun demikian, dokumen yang dilaporkan dinyatakan belum lengkap.
"Ada kelengkapan dokumen yang masih harus dilengkapi. Sehingga, sampai hari ini belum dapat dipublikasikan di situs e-LHKPN," kata Ipi kepada wartawan, Kamis (10/8/2022).
10. Nyebar Hoaks di Lingkungan Mabes Polri
Rekayasa kasus baku tembak yang dirancang Ferdy tak cuma mengecoh masyatakat luas, tapi juga petinggi-petinggi Polri, tak terkecuali Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Beberapa jam setelah membunuh Yosua, ia sempat mendatangi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kepada komandan tertingginya itu, Ferdy sudah langsung menyampaikan kronologi berisi cerita karangannya.
Cerita karangan itu kemudian menghiasi pemberitaan media selama beberapa pekan sampai akhirnya situasi berubah sebulan kemudian.
11. Melempar Kesalahan ke Bawahan
Belakangan diketahui Ferdy Sambo ternyata ikut menembak Yosua bahkan diduga kuat jadi penembak pertama.
Tembakan eksekusi pertama Sambo saat hari kejadian langsung membuat Yosua tergeletak dan bersimbah darah.
Suara tembakan itu kemudian didengar Richard yang sebelumnya ada di lantai atas. Richard kemudian turun lewat tangga.
Saat melihat kedatangan Richard, Ferdy langsung meminta agar anak buahnya itu yang mengaku sebagai pelaku penembakan.
12. Pengecut
Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo menilai Ferdy Sambo sebagai seorang pengecut.
Suryo Prabowo geram saat mengetahui jika Ferdy Sambo membunuh Yosua lewat tangan ajudannya yang lain, yakni Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E.
"Bila benar yg terjadi seperti ini jelas bhw FS itu pengecut," tulis Pangdam Jaya periode 18 Desember 2007-22 Juli 2008 itu lewat akun twitternya, Minggu (14/8/2022).
Baca Juga: Mantan Pangdam Jaya: Ferdy Sambo Pengecut!
13. Melawan Perintah Kapolri
Sebelum digelandang ke Mako Brimob pada Sabtu (6/8/2022) sore, Ferdy Sambo sebenarnya sudah diminta untuk menghadapi Kapolri pada Jumat (5/8/2022). Namun, dengan berbagai alasan, ia menolak perintah dan baru datang ke Mabes Polri keesokan paginya.
14. Berniat Buat Gaduh
Ferdy sempat menolak panggilan Kapolri dan bahkan sempat mengancam akan melawan jika sampai harus dijemput paksa ke rumahnya.
Hal inilah yang menyebabkan pengerahan Brimob beserta kendaraan taktis ke Bareskrim pada 6 Agustus silam.
15. Tak Gentle Mengakui Kesalahan
Penetapan Ferdy Sambo sebagai tersangka didahului kesaksian Richard, Ricky Rizal dan Kuwat Maruf yang menyebut peran setral Ferdy dalam pembunuhan Yosua.
Meski sudah terpojok, Ferdy sempat ngotot menolak mengakui perbuatannya. Pengakuan baru disampaikannya saat diperiksa Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono di Mako Brimob pada Senin (8/8/2022).
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan