Menu


Bagaimana jika Prabowo-Ganjar Disatukan di Pilpres 2024? Ini yang Terjadi

Bagaimana jika Prabowo-Ganjar Disatukan di Pilpres 2024? Ini yang Terjadi

Kredit Foto: Twitter/Joko Widodo

Konten Jatim, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti memberi dukungan terhadap duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo. Setidaknya Jokowi membagikan delapan foto momen kebersamaannya dengan Prabowo dan Ganjar di akun Instagram resminya @jokowi.

Tak ayal, nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo digadang-gadang menjadi calon kuat mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Baca Juga: Survei PWS: Ganjar Cawapres Terfavorit Dampingi Prabowo di Pilpres 2024

Berdasarkan hasil survei Political Weather Station (PWS) pada Maret 2023, memunculkan nama Ganjar Pranowo paling atas sebagai kandidat cawapres mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Makassar, Ali Armunanto menuturkan, jika keduanya berpasangan akan menjadi kekuatan yang sangat kuat lantaran sama-sama memiliki power.

"Prabowo-Ganjar adalah paket yang kemungkinan menjadi paket yang sangat kuat," ujar Ali, mengutip fajar.co.id, Kamis (16/3/2023).

Dikatakan Ali, paket Prabowo-Ganjar kemungkinan akan menjadi momok bagi calon-calon Presiden dan Wakil Presiden lainnya yang juga akan maju pada Pilpres mendatang. Tidak terkecuali Anies Baswedan.

"Pasangan yang mungkin akan menjadi momok bagi calon-calon Presiden dan calon Wakil Presiden lainnya," katanya.

Namun, ada beberapa yang menjadi catatan penting. Mengingat, elektabilitas Ganjar saat ini sedang bagus-bagusnya.

"Pertanyaannya, apakah dengan elektabilitas sebagus sekarang Ganjar, atau orang-orang di belakang Ganjar ikhlas Ganjar menjadi wakil presiden," lanjut Ali.

Menurut Ali, harus ada alasan kuat yang melatarinya sehingga Ganjar rela menjadi wakil presiden.

"Apalagi, misalnya posisi Ganjar selama ini kan disamakan dengan posisi Anies Baswedan. Sementara Anies sendiri saat ini sudah resmi menjadi calon presiden di beberapa Partai," ujarnya. 

Meskipun Ganjar belum memiliki partai yang mantap mengusungnya, namun potensi untuk dideklarasikan masih sangat besar. Termasuk oleh partai tempatnya bernaung, PDI Perjuangan.

"Dengan kondisi seperti itu sebenarnya paket ini akan susah diwujudkan. Karena butuh lobi politik yang intens dan reorientasi kepentingan politik atau sasaran politik dari masing-masing kelompok," tambahnya. 

Lanjutnya, meskipun ada restu dari Presiden Jokowi, tapi pembicaraan untuk menjadikan keduanya paket komplit harus berlanjut dalam bentuk yang lebih operasional.

"Karena ini terkait kepentingan kelompok yang berada di belakang mereka. Ketika mereka dipasangkan misalnya, tentu harus ada reorientasi atau target sasaran mereka selama ini harus disesuaikan dengan kepentingan itu," imbuhnya.

"Tapi, kalau ini berhasil, ini akan menjadi pasangan yang sangat kuat. Kalau kita urut-urut mungkin pasangan inilah yang akan memenangkan pemilu dengan konteks politik saat ini," pungkas Ali.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.



Berita Terkait