Menu


Sejarah All England, Kompetisi Badminton Tertua di Dunia

Sejarah All England, Kompetisi Badminton Tertua di Dunia

Kredit Foto: All England

Konten Jatim, Depok -

Atlet bulu tangkis Indonesia akan bertanding dalam kejuaraan All England 2023 mulai dari Selasa (14/3/2023) sampai Minggu (19/3/2023) mendatang. Kejuaraan ini amat dinantikan karena statusnya sebagai salah satu kompetisi tertua sepanjang sejarah bulu tangks dan dianggap sebagai yang paling prestisius.

Dengan demikian, para atlet yang berhasil menjuarai kompetisi ini namanya akan tersemat sebagai juara dari salah satu kompetisi bulu tangkis di dunia. Melansir laman resmi Museum Nasional Badminton, Inggris, pada Senin (13/3/2023), berikut sejarah All England yang sudah diringkas.

Baca Juga: Ngeri, Rupanya Ini Alasan Terkuat Sabar/Reza Berhasil Tumbangkan Juara All England di Indonesia Masters 2022

Sejarah All England

Dimulai dari Terbentuknya Bulu Tangkis

Sejarah All England sebetulnya tidak lepas dari sejarah olahraga bulu tangkis itu sendiri. Cabang olahraga ini memang bermula dari Inggris. Lebih spesifiknya, bulu tangkis terinspirasi dari sebuah permainan raket dari India yang memakai bola wol.

Inggris, yang saat itu merupakan penjajah India, membawa pulang ide ini ke kampung halaman pada 1870-an. Hampir 3 dekade berselang, tepatnya pada 1897, Inggris membentuk Asosiasi Badminton, menjadikan asosiasi ini sebagai asosiasi tertua di dunia.

Hanya perlu 2 tahun pasca pembentukan asosiasi sebelum akhirnya Inggris membentuk kompetisi All England, yang hingga kini berkembang sebagai salah satu kejuaraan bulu tangkis yang amat bergengsi dan dinantikan penggemar.

All England, Dahulu Sampai Sekarang

Kompetisi ini kali pertama dimainkan di London Scottish Drill Hall pada 1899. Saat itu, hanya ada nomor ganda yang dimainkan, sebelum akhirnya setahun berselang, nomor tunggal diperkenalkan. 

Dalam awal berlangsungnya All England, kompetisi ini mayoritas diikuti oleh peserta dari Irlandia dan Inggris. Barulah setelah 36 tahun berdirinya kompetisi ini, negara-negara lain di Eropa seperti Swedia, Denmark dan Skotlandia mengirimkan atlet mereka untuk mengikuti All England. 

Para kontingen Asia sendiri baru mulai bermunculan pasca Perang Dunia ke-2. Saat itu, adalah Malaysia, yang merupakan anggota negara persemakmuran, yang kali pertama diperkenalkan masuk ke dunia bulu tangkis untuk bermain di All England.

Baca Juga: Apa Itu BAMTC? Kejuaraan Bulu Tangkis Asia Penentu Nasib Piala Sudirman

Partisipasi Indonesia

Tidak lama, setelahnya, Indonesia juga mulai berpartisipasi dalam All England. Diketahui wakil pertama Indonesia dalam kompetisi ini adalah Ferry Sonneville, atlet bulu tangkis legenda Indonesia yang merupakan keturunan Belanda. Dirinya mengikuti kompetisi ini pada 1956.

Namun, medali pertama Indonesia di All England diraih oleh legenda Indonesia lainnya, Tan Joe Hok pada 1959. Selepas itu, nama Indonesia di kompetisi ini mulai dikenal oleh banyak negara lain yang sudah terlebih dahulu berpartisipasi dalam kejuaraan ini.

Indonesia sudah meraih puluhan medali emas dan berpartisipasi dalam ratusan final dalam salah satu kompetisi paling bersejarah di dunia ini. Menarik untuk melihat apakah atlet bulu tangkis kita sekarang mampu mengukir prestasi lain di All England.

Baca Juga: Profil Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto, Ganda Putra Juara Malaysia Open 2023

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan