Menu


Survei Indometer: NasDem, PPP, dan PAN Terancam Gagal Melenggang ke Senayan

Survei Indometer: NasDem, PPP, dan PAN Terancam Gagal Melenggang ke Senayan

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Jakarta -

Hasil survei yang dilakukan Indometer pada 21-27 Januari 2023 mengungkap bahwa Partai NasDem, PPP, dan PAN terancam gagal melengggang ke Senayan, karena elektabilitas parliamentary threshold masih di bawah empat persen.

"NasDem, PPP, dan PAN terancam gagal melenggang ke Senayan, sedangkan PSI terus mengalami kenaikan elektabilitas," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dikutip dari ANTARA pada Senin (6/2/2023).

Leonard menyebutkan elektabilitas NasDem sedikit mengalami kenaikan setelah sebelumnya terus menurun pasca-mendeklarasikan Anies Baswedan maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga: Soroti Deklarasi Anies Baswedan yang Dilakukan Lebih Awal, PPP: Ruang Tembaknya Jadi Bermunculan

Temuan Indometer saat ini partai besutan Surya Paloh tersebut memiliki elektabilitas sebesar 3,0 persen atau masih di bawah batas aman parliamentary threshold sebesar empat persen.

Artinya, dengan elektabilitas tersebut NasDem masih terancam tidak bisa kembali ke Senayan.

Kemudian PPP dan PAN hingga hasil survei itu dipaparkan ke publik juga belum beranjak dan masih di bawah empat persen.

Keduanya masing-masing memperoleh elektabilitas 2,2 persen dan 2,0 persen.

Berbeda halnya dengan tiga partai tersebut, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus mengalami kenaikan elektabilitas dan kini mencapai 5,7 persen.

"PSI diprediksi berhasil mengirim wakil ke DPR pada Pemilu mendatang," ujar dia.

Menurut Leonard, keputusan NasDem mengusung Anies sebagai calon presiden menggerus basis dukungan terutama di kalangan pemilih nasionalis.

Baca Juga: Gaduh Isu Utang Piutang Rp50 Miliar, Sudirman Said: Waktu Itu Pak Anies Tak Punya Uang

Upaya NasDem untuk mendapatkan coattail effect dari tingginya elektabilitas Anies juga belum terbukti, mengingat belum solidnya Koalisi Perubahan khususnya dalam menentukan calon wakil presiden pendamping Anies.

Sementara itu, PPP dan PAN sebagai rekan Golkar dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak memiliki tokoh yang kuat untuk diusung sebagai capres.

"Bahkan nama-nama dari luar partai seperti Ganjar Pranowo, Erick Thohir hingga Sandiaga Uno yang terus didengungkan selain Airlangga Hartarto yang dijagokan Golkar," ucap dia.

Secara umum, PDIP masih memperoleh elektabilitas tertinggi yakni 19,0 persen diikuti Gerindra 11,7 persen, Golkar 8,1 persen dan PKB 6,0 persen, kemudian Demokrat berada di atas PSI dengan elektabilitas 6,0 persen, dan PKS 4,5 persen.

Baca Juga: Grace Natalie Sebut Jika Anies Menang, FPI dan HTI Bakal Dibangkitkan, Warganet: Ternyata PSI Lebih Awal Memprediksi Kemenangan

Selain NasDem, PPP, dan PAN sejumlah partai lainnya masih harus berjuang untuk lolos di antaranya Gelora 1,4 persen, Perindo 1,1 persen dan Partai Ummat 1,0 persen.

Berikutnya ada PBB 0,7 persen, Hanura 0,6 persen, Garuda 0,2 persen dan PKN 0,1 persen.

Pendatang baru lainnya yaitu Partai Buruh masih nihil dukungan dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebesar 26,0 persen.

Baca Juga: Erwin Aksa Sebut Anies Berutang Rp50 Miliar ke Sandi, Eko Widodo: Ini Bukti Dia Tak Punya Cukong

Survei Indometer dilakukan terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi yang dipilih secara acak bertingkat survei.

Wawancara dilaksanakan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dengan margin of error survei sekitar 2,98 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.