Tanggal 3 Februari merupakan tanggal di mana umat Kristen Katolik di Indonesia kehilangan salah satu tokoh Katolik berpengaruh di negara ini. Tokoh yang dimaksud adalah Justinus Darmojuwono, yang meninggal pada 3 Februari 1994.
Melansir beberapa sumber berbeda pada Jumat (3/2/2023), Justinus Darmojuwono merupakan sosok Kardinal Gereja Katolik Roma, Italia, pertama dari Indonesia. Dirinya dilantik Paus Paulus VI pada 1967 menjadi Kardinal Imam.
Baca Juga: Sama-Sama Menyembelih Hewan, Berikut Perbedaan Qurban, Hadyu Dan Aqiqah
Darmojuwono, nama aslinya, lahir di Sleman, Yogyakarta pada 2 November 1914. Dirinya dibaptis pada 1932 di usianya yang ke-18 tahun.
Saat remaja, Justinus Darmojuwono pernah menempuh pendidikan di Seminari Tinggi Yogyakarta, sebelum akhirnya melanjutkan studi ke Universitas Kepausan Gregoriana, Roma. Karirnya sebagai uskup dimulai pasca lulus dari sana.
Baca Juga: Apakah Boleh Memakan Hadyu Setelah Dikurbankan? Ini Penjelasannya
Dirinya ditahbiskan imam di Keuskupan Agung Semarang oleh Uskup Agung terkemuka bernama Albertus Soegijapranata pada Mei 1947. Dan tahun 1963, Justinus Darmojuwono menggantikan Albertus Soegijapranata sebagai Uskup Agung Semarang.
Dan hanya perlu 3 tahun sebelum akhirnya Paus Paulus VI mengangkatnya sebagai Kardinal-Imam. Justinus Darmojuwono merupakan kardinal pertama asal Indonesia. Dan sampai artikel ini dipublikasikan, hanya ada 2 orang lain yang diangkat menjadi kardinal.
2 sosok tersebut adalah Julius Darmaatmadja dan Ignatius Suharyo. Sebagai catatan, Julius Darmaatmadja merupakan orang yang menggantikan Justinus Darmojuwono dari jabatan kardinal pada 1981 setelah dirinya mengundurkan diri.
Baca Juga: Apa Itu Hadyu? Menumbalkan Kurban di Tanah Suci Mekkah
Justinus Darmojuwono mundur sebagai kardinal di usianya yang ke-66. Selama karirnya, Justinus Darmojuwono pernah menjadi penahbis utama bagi 13 uskup Indonesia dan menjadi kardinal pertama Indonesia selama 26 tahun.
Pada 3 Februari 1994 di Semarang, Justinus Darmojuwono mengembuskan napas terakhirnya di usianya yang ke-79.
Baca Juga: Apa Tujuan Seseorang Bermazhab? Penting untuk Dipahami
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO