Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa ada perjanjian tulis antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Perjanjian tersebut desas-desusnya berkaitan dengan soal pencapresan. Bahkan perjanjian itu dibuat pada 2016, tepatnya sebelum Pilgub DKI Jakarta 2017.
Baca Juga: Sandiaga Ungkit Janji Politik Anies dengan Prabowo, Arief Poyuono: Tak Ada Kewajiban Ditaati
"Perjanjian itu perjanjian yang menurut saya memikirkan kepentingan bangsa dan negara, kepentingan saat itu kita mencalonkan, kepentingan apa yang Pak Prabowo harapkan kepada kita berdua dan poinnya," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Sandiaga mengatakan bahwa perjanjian tersebut masih berlaku hingga saat ini. Namun dia enggan membeberkan isi perjanjian dengan alasan saat ini dalam pemerintahan.
Hal ini disoroti oleh wartawan senior Agi Betha. Agi Betha mengatakan bahwa sikap Sandiaga yang tiba-tiba ini merupakan bentuk ketakutan dalam menghadapi kubu Anies Baswedan.
"Menurut saya orang justru dapat menilai hal itu sebagai ketakutan Prabowo, Sandiaga dan timnya dalam menghadapi kubu Anies yang semakin kelihatan dukungannya kuat dan mengakar," ujar Agi Betha, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Off The Record FNN, Rabu (1/2/2023).
Apalagi safari politik terakhir Anies di NTB terlihat dukungan yang sangat kuat dan sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Agi melihat bahwa NTB bisa jadi lumbung suara Anies.
"Kenyataan seperti ini saya rasa menjadi ketakutan sendiri dari pihak sana (Prabowo-Sandiaga). Konstituen Anies dan Prabowo pasti akan beririsan. Udah banyak pengamat mengatakan bahwa dulu yang menjadi pendukung Prabowo berbondong-bondong ke Anies karena kecewa," pungkas Agi.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan