Menu


Waduh! Ganjar Pranowo Akui Pernah Dibubarkan Polisi Saat Sholat, Ternyata Penyebabnya Karena Hal ini

Waduh! Ganjar Pranowo Akui Pernah Dibubarkan Polisi Saat Sholat, Ternyata Penyebabnya Karena Hal ini

Kredit Foto: Tangkap layar Youtube Curhat Bang Denny Sumargo

Konten Jatim, Jakarta -

Siapa sangka seorang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pernah merasakan dibubarkan oleh polisi saat sedang melaksanakan sholat.

Kejadian yang dialami Ganjar itu terjadi semasa ia masih aktif sebagai mahasiswa.

Ganjar mengungkapkan kisah masa lalunya itu saat menjadi bintang tamu di program Curhat Bang yang tayang di Youtube Denny Sumargo, Sabtu (25/06/2022).

Pada awalnya, Ganjar menjawab pertanyaan Denny soal keresahan apa yang membuatnya terjun ke dunia politik.

Ia menjawab ada banyak keresahan namun yang paling membuat ingin terjun ke dunia politik gara-gara temannya ditangkap hanya karena membaca buku.
 
Saat itu, Ganjar mengatakan bahwa temannya membaca buku karya Pramoedya Ananta Toer yang di zaman Orde Baru sangat dilarang keras.

Akhirnya temannya itu ditangkap polisi dan Ganjar sempat kena pukul di bagian punggung.

"Ada banyak jadi mulai kita ikut demo dulu ada teman baca buku ditangkap, saya kena pukul di sini itu (punggung) gara-gara teman baca buku, bukunya Pramoedya, waktu itu ga boleh, ditangkap," ungkap Ganjar.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Cerita Pernah Digebukin Aparat, Berikut Kronologi dan Waktu Kejadiannya

Ganjar bersama rekan-rekan di kampusnya kemudian menyaksikan sidang temannya yang ditangkap karena membaca buku karya Pramoedya Ananta Toer itu.

Namun ada kejadian menarik sesaat sebelum sidang di mana Ganjar dan teman-teman satu kampusnya melaksanakan sholat di tengah jalan.

Hal itu pun membuat pihak kepolisian geram dan membubarkan pelaksanaan sholat di tengah jalan tersebut sehingga Ganjar dan kawan-kawan berlarian tunggang langgang.

"Di sidang, kita nonton sidangnya. Saya ingat harinya Jumat, terus kita sholat di Jogja itu di jalan kapas di sana di pengadilan dekat SMA terus sholat di tengah jalan, wah itu dibubarkan lari-lari tunggang langgang," terangnya.

Selain itu, Ganjar menceritakan keresahan lain yang membuatnya terjun ke dunia politik.

Saat masih duduk di bangku kuliah, ia sering bertemu dengan kelompok lain untuk melakukan demo.

Ganjar pun mengakui bahwa saat itu ia hanya sekedar ikut-ikutan berdemo apapun masalahnya.

"Terus ketemu-ketemu sama teman-teman kelompok gedung ombo gitu ya saya ikut-ikutan aja, ya demo apapun lah. Apapun lah tanah, dulu ada Cimacan dan Cilacap juga," tuturnya.

Baca Juga: Wow! Relawan Ganjar Sebut Ganjar Pranowo Memiliki Sifat Nabi Muhammad, Pegiat Sosmed Justru Bilang Begini

Beruntung Ganjar dipertemukan dengan politisi senior PDIP yang yakni Mbah Tarjo (sekarang sudah meninggal).

Menurutnya saat bertemu dengan Mbah Tarjo, ia sempat diceramahi agar tak hanya ikut-ikutan demo saja.

Dikatakan Ganjar, saat itu Mbah Tarjo memintanya untuk melihat kenyataan dan harus berani mengambil sikap.

Sejak saat itu Ganjar pun mencoba untuk memberanikan diri untuk melihat lebih dalam kenyataan dunia politik Indonesia.

Ia mengatakan bahwa sensasi berada di dunia politik itu ngeri-ngeri sedap. Namun Ganjar bisa bertahan hingga sekarang.

"Jadi cerita-cerita itu yang kemudian tertarik kumpul dan bertemu pa Tarjo itu lah," ujarnya.

"Ikut ini, percuma kalau mahasiswa cuma gitu kamu harus praktek, kamu harus lihat kenyataannya, kamu mesti berani," ucap Ganjar menirukan omongan Mbah Tarjo.

"Dan saya merasakan ngeri-ngeri sedap adrenalinnya itu, begitulah ceritanya dan berlanjut hingga sekarang," pungkasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO



Berita Terkait