Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Prof Hilman Latief mengatakan bahwa biaya haji yang dibuka oleh Arab Saudi tak pernah berubah sebelumnya.
Namun, tiba-tiba saja pada tahun 2022 lalu, Arab Saudi menaikan biaya haji yang belum pernah berubahan sejak puluhan tahun.
“Itu belasan tahun tidak pernah naik, bahkan puluhan tahun. Segitu saja,” ungkap Hilman.
Baca Juga: Menag Yaqut Usulkan Kenaikan Biaya Haji Hingga Rp60 Juta, Dirjen Haji: Harganya Sama, Rupiahnya Naik
Kenaikan ini pun dikenakan pada tahun 2022 setelah haji ditiadakan selama dua tahun berturut-turut karena pandemi.
Seminggu sebelum calon jemaah haji berangkat, Arab Saudi tiba-tiba menaikan biaya menjadi 5.655 riyal (mata uang Arab) dari yang sebelumnya hanya 1.500 riyal.
“Pada tahun 2022 itu tiba-tiba saja seminggu sebelum keberangkatan jemaah, Saudi menetapkan harga layanan haji,” ujar Hilman dikutip KontenJatim melalui kanal YouTube Hersubeno Arief pada Minggu (22/01/2023).
Namun, belum lama ini, biaya haji di Arab Saudi pun turun mencapai tiga puluh persen, baik domestik maupun internasional.
Hal ini terjadi karena Arab Saudi mengubah sistem pengelolanya menjadi perusahaan swasta yang resmi ditetapkan pada tahun 2023.
Meski biaya haji turun, rupanya dampak yang diberikan pun tak besar. Pasalnya, keadaan perekonomian Indonesia tak begitu baik karena kurs dolar.
“Kurs dolar tahun lalu hanya Rp14.200 yang dipakai untuk membiayai jemaah itu, tahun ini (berdasarkan asumsi) adalah usulan, hari ini Rp15.200 atau Rp15.170 sekian,” jelas Hilman dikutip KontenJatim melalui kanal YouTube Hersubeno Arief pada Minggu (22/01/2023).
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024