Menu


Satu-satunya Fraksi yang Dukung Proporsional Tertutup, Rocky Gerung: PDIP Hanya Ambil Bagian yang Untungkan Dia

Satu-satunya Fraksi yang Dukung Proporsional Tertutup, Rocky Gerung: PDIP Hanya Ambil Bagian yang Untungkan Dia

Kredit Foto: Tangkapan Layar YouTube ILC

Konten Jatim, Jakarta -

Pengamat politik Rocky Gerung bersama jurnalis senior Hersubeno Arief ikut menyoroti soal wacana sistem proporsional tertutup yang akan diterapkan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Diketahui, pemilu proporsional tertutup berarti rakyat hanya memilih partainya tanpa mengetahui siapa calon legislatif yang akan mewakili mereka.

Rocky dan Hersubeno lantas mengaitkan isu ini dengan kembalinya Muhammad Romahurmuziy sebagai Ketua Majelis Pertimbangan PPP kendati berstatus sebagai eks narapidana korupsi.

Baca Juga: Rocky Gerung Duga Ada Tekanan Oligarki di Balik Langkah Jokowi Terbitkan Perppu Ciptaker

"Sistem proporsional tertutup memungkinkan orang-orang yang punya track record korupsi dan sebagainya tetap saja bisa balik lagi terpilih menjadi anggota dewan, karena tertutup tadi sistemnya," ujar Hersubeno, dikutip pada Selasa (3/1/2023).

Rocky pun menanggapi ini dengan pendapat PDIP soal pemilu sistem proporsional tertutup dapat memperbaiki demokrasi di Indonesia.

"Kalau terbuka oligarki bisa main individu. Kalau tertutup dimungkinkan bisa lebih bersih. Tetapi PDIP hanya ambil bagian yang menguntungkan dia," kritik Rocky.

"Justru orang menduga kalau tertutup berarti kader-kader koruptor PDIP yang banyak itu, dalam catatan politik Indonesia, bisa maju lagi dong. Karena publik nggak tahu ini kucing dalam karung atau kucing dalam karung yang bolong. Akhirnya mulai, orang semacam Rommy juga begitu, (merasa) bisa terpilih lagi," lanjutnya.

Rocky menyebut pemilu dengan sistem proporsional tertutup hanya menjadi celah untuk menyelamatkan mereka yang berguna bagi partai tetapi tidak untuk negara.

Filsuf yang kerap mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menyebut kebanyakan negara sudah berusaha membuat pemilunya berjalan se-transparan mungkin.

"Sistem pemilu dunia itu justru dimaksudkan supaya ada kontrol langsung rakyat terhadap legislatornya. Kalau tertutup itu artinya hanya ketua partai yang tahu kelakuan si calon yang disembunyikan di karung itu kan," terang Rocky.

Baca Juga: Tanggapi Spekulasi yang Beredar soal Bandar Belum Sepakat, Anies: Orang Berhak Menginterpretasi

Rocky menilai oligarki akan tetap mengganggu sistem politik, tidak peduli dengan pemilu proporsional tertutup atau tidak.

Bahkan Rocky sempat melempar satire, bahwa sebaiknya presiden sekalian saja dipilih oleh ketua-ketua partai ketimbang mengadakan pemilu.

"Presiden kalau begitu nanti nggak usah lagi ada pemilu, ditunjuk saja oleh satu dewan, Dewan Penunjuk Presiden. Jadi ketua-ketua partai bikin rapat tertutup untuk angkat presiden, nggak usah lewat MPR, nggak usah lewat sistem pemilu, itu lebih bagus," pungkasnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.