Menu


Jokowi Telanjur ‘Nyaman’ Sama Dukungan Relawan, Pengamat: Mereka Harusnya Bubar Sejak 2019

Jokowi Telanjur ‘Nyaman’ Sama Dukungan Relawan, Pengamat: Mereka Harusnya Bubar Sejak 2019

Kredit Foto: Twitter.com/@n3wbie__

Konten Jatim, Surabaya -

Kunto Adi Wibowo, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi menilai Presiden Jokowi seharusnya sudah lepas dari dukungan relawan sejak dirinya memenangi Pilpres 2019 silam.

Namun, keberadaan relawan Jokowi hingga kini nyatanya masih melakukan berbagai aksi dan kegiatannya.

“Problemnya adalah biasanya relawan-relawan ini bubar setelah pemilu. Karena terpilih atau kalah, ya selesai. Di Indonesia problemnya ini, (keberadaan) relawan (adalah) baru. Tapi kemudian relawan ini tidak membubarkan diri. Harusnya relawan ini ya udah selesai,” kata Kunto Adi dalam acara diskusi bertajuk ‘Menelisik Zona Nyaman Jokowi’ di Jakarta, Ahad (4/12).

Baca Juga: Ketua Relawan Jokowi Sebut Teknologi Digital Justru Menekan dan Membatasi Upaya Demokrasi

Pengamat Politik Universitas Padjajaran ini pun menduga keberadaan relawan ini memberikan zona nyaman bagi Jokowi.

Ia mengatakan, ada simbiosis mutualisme yang tercipta dari keberadaan para relawan hingga saat ini.

“Makanya kami bilang zona nyaman, jangan-jangan ada simbiosis mutualisme di sini. Pak Jokowi merasa dinyamankan oleh relawan karena relawan tetap ada, yang seharusnya ga ada,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kunto Adi kemudian mempertanyakan terkait kepemimpinan publik yang dimiliki Jokowi. Sebab, sebagai seorang negarawan seharusnya lebih menjunjung tinggi nilai-nilai yang mengutamakan publik.

Jokowi sendiri, kata dia, memiliki peluang untuk menjadi seorang negarawan. Sebab seorang negarawan lahir karena adanya berbagai krisis.

Namun sayangnya, menurut dia, berbagai tindakan dan kebijakan yang diputuskan oleh Jokowi justru bertentangan dengan publik.

Baca Juga: Jokowi Obral IKN ke Para Investor, Azzam Izzulhaq: Upayanya Lebih Susah Para Penjajah

Ia mencontohkan saat terjadinya pandemi Covid-19 dan juga berbagai krisis lainnya, Jokowi justru fokus pada hal-hal yang tidak melayani kepentingan publik seperti lebih mengutamakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“IKN itu survei Kedai Kopi sebelum UU (IKN) terbit, 60 persen lebih itu menolak IKN. Interest public bilang kita ga butuh IKN. Tapi Jokowi justru mendorong IKN,” ucap dia.

Selain IKN, juga ada pengesahan UU Omnibus Law yang turut mendapatkan banyak tentangan dari publik, dll.

Kunto Adi menilai, Jokowi seharusnya lebih memberikan perhatiannya kepada hal-hal yang menjadi kepentingan publik.

“Menurut saya seakan-akan Pak Jokowi ini ingin dinilai negarawan, punya legacy, tapi akhirnya dia memilih legacy-legacy yang sifatnya bangunan monumen besar tapi tidak melayani interest public yang besar yang keseluruhan atau yang umum,” ujar Kunto Adi.

Kunto Adi juga berpendapat, seharusnya Jokowi bisa keluar dari zona nyamannya saat ini. Kepemimpinan Jokowi saat ini, lanjutnya, menjadi catatan penting dalam memilih pemimpin berikutnya di 2024.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.