Menu


Rekam Jejak Bodoh Wali Kota Depok soal Masjid, dari Maksa Komplek Ruko Bongkar Kubah hingga Sekarang Gusur Sekolah

Rekam Jejak Bodoh Wali Kota Depok soal Masjid, dari Maksa Komplek Ruko Bongkar Kubah hingga Sekarang Gusur Sekolah

Kredit Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Konten Jatim, Surabaya -

Wali Kota Depok Idris Abdul Somad tampaknya begitu terobsesi membangun masjid. Pencanangan program pembangunan masjid itu bahkan telah muncul benihnya sejak ia menjabat sebagai Wakil Wali Kota Depok 2012 silam.

Misalnya, pada pertengahan 2012 saat dirinya masih menjabat sebagai wakil dari Wali Kota Depok Nur Mahmudi. Ia sempat mendesak pengembang pusat perbelanjaan Saladin Square, Margonda untuk melengkapi apartemennya dengan masjid.

Dalam kesempatan itu, ia mengomentari ornamen The Great Saladin Square yang cenderung islami berkubah emas tapi tak memiliki masjid.

Baca Juga: Ridwan Kamil dan Wali Kota Depok Kini Saling Lempar TanggungJawab soal Proyek Masjid Gusur Sekolah

Menurutnya, bangunan yang berkonsep Islami seharusnya dilengkapi juga dengan masjid. Saat itu, ia mengatakan bahwa pembangunan masjid di lokasi tersebut bakal memanfaatkan lahan seluas 300 meter.

Jika pihak Saladdin tidak mematuhi peraturan tersebut, maka ia akan menginstruksikan bangunan megah bernuansa Timur Tengah itu dibongkar.

Padahal, ia sendiri mengaku jika banyak tamu yang datang padanya merasa takjub pada arsitektur kubah Saladdin Square yang mereka anggap sebagai masjid.

Penggusuran SDN Pondok Cina 1

Kembali dengan konflik yang sama soal pembangunan masjid. Idris kembali nekat membuat geger para orang tua yang anaknya menuntut ilmu di SDN Pondok Cina 1.

Dengan membawa salah satu alasan lokasi dekat pinggir jalan sehingga membahayakan anak-anak, ia mewujudkan kembali niatnya.

Rencana itu dimulai dari penutupan gerbang SDN Pondok Cina 1 dengan trotoar baru. Hal itu sempat membuat warga sekitar heran, apalagi para wali murid.

Baca Juga: Legenda Bulu Tangkis Nasional Ini Datangi SD di Depok yangAkan Segera Digusur untuk Masjid

Merespons hal itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil buka suara. Ia mengatakan, persetujuan terhadap pembangunan masjid dan pengusuran sekolah itu bukan atas kehendaknya.

Melalui pernyataannya, ia mengatakan jika pihaknya sebagai Pemprov Jabar hanya memiliki kapasitas menampung aspirasi daerah.

“Mau Alun-alun silakan, mau pariwisata, gedung kesenian maupun Masjid/Rumah Ibadah, silakan,” ujarnya.

Perizinan itu, kata Emil, tentu dengan penyediaan lahan yang baik dan aman. Apalagi, Emil sendiri mengaku Pemkot Depok selalu mengirim laporan bahwa lahan sudah aman, termasuk proses relokasi SDN Pondok Cina 1.

Alih-alih aman terkendali, rupanya rencana itu berujung kecaman dari berbagai pihak. Karena itu, Emil pun mengimbau jika memang tak bisa diambil jalan terbaik, maka pembangunan masjid sebaiknya dibatalkan.

Mendengar pernyataan Emil yang mengusulkan pembatalan pembangunan masjid, Idris tampak tak senang menyambutnya.

Baca Juga: Seru! Gara-gara Trotoar Depok, Cucu Nabi Si Pendukung Ganjar Ribut sama Loyalis Anies: Dasar Kampret!

Menurutnya, polemik lahan SDN Pondok Cina 1 yang dialihfungsikan untuk pembangunan masjid sudah clear. Sebab, rencana pembangunan masjid itu telah mencapai penandatanganan anggaran oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Secara normatif dalam birokrasi jika clear pasti dibatalkan, tapi ini kan sudah clear. Bahkan sudah penandatanganan anggaran," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris di Gedung DPRD Depok Selasa (22/11/2022).

Ia menyebut pendatanganan dilakukan sesuai kajian-kajian yang dilakukan Pemkot Depok, terutama terkait adanya detail engineering desain (DED).

"Ketika ada anggaran, DED dan akan dilelang berarti kan ada intervensi anggaran, enggak mungkin ada DED tapi enggak ada kajiannya," ujar Idris.

Tak hanya SDN Pondok Cina 1 yang jadi korban pencaplokan program Pemkot Depok. Sebelumnya, diketahui Pemkot Depok juga terbilang lambat dalam merenovasi atap SDN Pancoranmas 3 Depok yang ambruk. Atap tersebut baru benar-benar diperbaiki setelah lima bulan tersendat.

Selain bangunan sekolah tak layak, Pemkot Depok juga membiarkan SDN Pancoranmas 2 bertahan selama puluhan tahun mengontrak di bangunan bersejarah. Kondisi bangunan tersebut juga tak begitu terurus.

Baca Juga: Besaran Amplop yang Diduga Dibagi-bagikan ke Peserta AksiRelawan Jokowi di GBK Sabtu Kemarin, Banyak yang Ngaku Tertipu

Untuk jalan keluar instan, akhirnya, siswa SDN Pancoranmas 2 pun digabung dengan SDN Depok 1 sehingga jumlah siswanya menjadi dua kali lipat.

Belum usai di situ, rupanya pembangunan SDN Depok 1 pun kini juga terbengkalai.

Kondisi miris tersebut dibeberkan oleh Sejarawan bernama JJ Rizal melalui twitternya pada Jumat (25/11/2022).


Rizal pun melihat hal yang sama dengan rencana penggabungan siswa dari SDN Pondok Cina 1 yang akan direlokasi ke 2 sekolah berbeda yaitu SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5.

Ia khawatir jika penggabungan keduanya berakhir menyedihkan seperti halnya SDN Pancoranmas 2 dan SDN Depok 1.

"Perjuangan orang tua murid dan warga Depok mempertahankan SDN 01 Pondok Cina bukan upaya menolak pembangunan masjid raya, tetapi potret menuntut perhatian pada rawannya hal esensial bagi anak-anak warga Depok, yaitu pendidikan," ungkapnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024