Dalam berbagai sumber sejarah seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa, Jayabaya disebutkan sebagai titisan Dewa Wisnu. Ia memimpin kerajaan bernama Widarba, dengan pusat pemerintahan di Mamenang.
Silsilahnya yang tercatat dalam legenda memberikan gambaran tentang asal-usulnya. Ayah Jayabaya adalah Gendrayana, keturunan Yudayana, yang berasal dari garis keturunan Pandawa dalam epik Mahabharata.
Dalam urusan keluarga, Jayabaya memiliki permaisuri bernama Dewi Sara. Dari pernikahannya dengan Dewi Sara, Jayabaya memiliki empat orang anak: Jayaamijaya, Dewi Pramesti, Dewi Pramuni, dan Dewi Sasanti.
Baca Juga: Kisah Kerajaan Kediri (Bag. 3): Runtuhnya Kerajaan Kediri
Jayaamijaya merupakan tokoh yang mengawali garis keturunan raja-raja di tanah Jawa, termasuk era Kerajaan Majapahit dan Kemaharajaan Mataram Islam. Sedangkan Dewi Pramesti menikah dengan Astradarma, raja dari Yawastina, dan melahirkan Anglingdarma, raja Malawapati.
Namun, kehidupan Jayabaya juga dikenal dengan misteri. Ia turun takhta pada usia tua dengan cara yang tidak biasa, yakni dengan muksa atau menghilang tanpa meninggalkan jasad. Tempat petilasan Jayabaya, Desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri, masih dihormati hingga saat ini.
Selain sebagai seorang penguasa, Jayabaya dikenal atas ramalannya yang terkenal, Jangka Jayabaya. Ramalan ini dianggap memiliki kaitan dengan masa depan Nusantara hingga saat ini.
Baca Juga: Kisah Kerajaan Kediri (Bag. 4): 6 Peninggalan Kerajaan Kediri yang Bersejarah
Kepemimpinannya yang berhasil mengatasi tantangan politik dan militer, bersama dengan warisannya yang kaya dalam bentuk prasasti dan karya sastra, menjadikan Jayabaya sebagai figur yang patut dihormati dan diingat dalam perjalanan panjang sejarah Indonesia.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan