Lontong Balap merupakan makanan khas Surabaya, yang sajiannya terdiri dari lontong, tauge, tahu goreng, bawang goreng, lentho, kecap, dan sambal.
Lontong balap berisi lontong yang diiris-iris, sementara di atasnya ditambahi irisan tahu dan remasan beberapa lentho, ditambah kecambah setengah matang (tauge) yang porsinya terbanyak dalam hidangan, lalu diambilkan kuah secukupnya, sambal dan kecap disesuaikan dengan selera.
Jika kamu menyicipi makanan lontong balap, jangan lupa untuk menghidangkan juga dengan satai kerang agar lebih nikmat. Satai kerang merupakan makan khas Indonesia yang berbahan dasar kerang, yang direbus dan disajikan menyerupai satai tetapi tanpa dibakar. Jika ditambahkan sambal kecap dan cabai atau sambal cabai rawit pastinya bakal lebih nikmat lagi.
Baca Juga: Profil Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, Dibentak Anggota Polisi saat Eksekusi Rumah
Sejarah Nama Lontong Balap
Mengutip dari situs resmi pemerintah Kota Surabaya, cikal bakal makanan ini dinamai lontong balap bermula dari para penjual dahulu yang masih menjual lontong balap menggunakan gentong-gentong berat yang dipikul ke seluruh kota.
Gentong-gentong berat itu membuat para penjual harus berjalan cepat-cepat (seperti balapan) karena mereka tak ingin ketinggalan pembeli.
Lantaran penjual memikul dagangan mereka dengan setengah berlari, sehingga terlihat seolah saling balapan, hal inilah yang menjadi cikal bakal penamaan lontong balap.
Tempat Menyicipi Lontong Balap
Kamu yang ingin menyicipi wisata kuliner ini bisa menjumpai lontong balap di beberapa titik di Kota Surabaya, seperti di Jalan Kranggan, di daerah Wonokromo, serta di banyak sentra kuliner yang dikelola Pemkot Surabaya.
Baca Juga: Kebun Bibit Wonorejo, Destinasi Wisata Gratis yang Dilengkapi Mini Zoo di Surabaya
Harga Lontong Balap
Untuk mencicipi makanan khas Surabaya ini, kamu tak perlu khawatir dengan harganya. Pasalnya harga untuk mencicipi lontong balap ini cukup terjangkau.
Kamu hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp10,000 per porsinya untuk menikmati makanan khas Surabaya yang banyak diminati warga luar Surabaya ini.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO