Setiap tanggal 27 Rajab, umat Islam hendak diingatkan dengan salah satu peristiwa bersejarah dalam Agama Islam, yakni Isra Mikraj. Kejadian bersejarah ini adalah perjalanan yang dilaksanakan Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha, dan kali pertama para Muslim diperintahkan untuk salat.
Isra Mikraj sendiri memiliki makna yang jauh lebih dalam dari hanya sekadar perintah untuk salat. Kejadian tersebut menjadi penunjuk kebesaran, keesaan, dan kasih sayang Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya yang taat.
Makna-makna tersebut bisa ditemukan di beberapa dalil tentang Isra Mikraj. Berikut pembahasannya mengutip Republika dan sumber lain pada Kamis (10/8/2023).
Baca Juga: Pengertian Isra Mikraj dalam Islam: Kronologi dan Tujuan Pelaksanaan
Dalil Tentang Isra Mikraj
Al-Qur’an
Terdapat 2 surat yang mendeskripsikan perjalanan yang dilangsungkan Rasulullah SAW ketika Isra Mikraj, yakni Q.S. Al-Isra ayat 1 dan Q.S. An-Najm ayat 12-18. Berikut isi surat-surat tersebut.
Q.S. Al-Isra Ayat 1
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
Q.S. An-Najm Ayat 12-18
اَفَتُمٰرُوۡنَهٗ عَلٰى مَا يَرٰى ١٢ وَلَقَدۡ رَاٰهُ نَزۡلَةً اُخۡرٰىۙ ١٣ عِنۡدَ سِدۡرَةِ الۡمُنۡتَهٰى ١٤ عِنۡدَهَا جَنَّةُ الۡمَاۡوٰىؕ ١٥ اِذۡ يَغۡشَى السِّدۡرَةَ مَا يَغۡشٰىۙ ١٦ مَا زَاغَ الۡبَصَرُ وَمَا طَغٰى ١٧ لَقَدۡ رَاٰى مِنۡ اٰيٰتِ رَبِّهِ الۡكُبۡرٰى ١٨
Artinya: Maka apakah kamu (musyrikin Mekkah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu? Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratilmuntahā, di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratilmuntahā diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.
Baca Juga: Makna Peristiwa Isra Mikraj: Wujud Kasih Sayang Allah Kepada Umat-Nya
Hadits
Salah satu hadits riwayat Imam Bukhari menceritakan langsung peristiwa Isra Mikraj dari sudut pandang Nabi Muhammad SAW mulai dari awal sampai akhir. Berikut isi hadits tersebut.