3. Kasih Sayang Allah kepada Umat-Nya
Perjalanan Isra Mikraj terjadi pada tahun kesedihan bagi Nabi Muhammad SAW, saat beliau kehilangan sosok-sosok terdekatnya. Allah mengutus Malaikat Jibril untuk membawa Rasulullah SAW dalam perjalanan mulia ini.
Salah satu tujuan pengadaan Isra Mikraj adalah bentuk penghiburan dan tanda kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya. Pesan ini mengajarkan bahwa Allah SWT senantiasa peduli dan memberikan dukungan dalam segala situasi.
Baca Juga: Kebiasaan Rasulullah SAW Di Pagi Hari yang Pahalanya Senilai Haji Menurut Ustaz Adi Hidayat
4. Meningkatkan Kualitas Iman Melalui Ujian
Cobaan dan kesulitan yang dialami oleh Nabi Muhammad sebelum peristiwa Isra Mikraj berfungsi sebagai ujian untuk menguatkan iman. Sebagai informasi, Rasulullah SAW sempat kehilangan pamannya Abu Thalib dan sang istri Khadijah.
Allah SWT berjanji bahwa mereka yang melewati cobaan dengan teguh akan diberi nikmat-Nya. Pesan ini mengajak umat Islam untuk memandang cobaan sebagai sarana untuk memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Juga: Sejarah Halaqah: Awalnya Metode Dakwah Nabi Muhammad SAW
5. Keistimewaan Malam dalam Berdoa dan Mendekatkan Diri kepada Allah SWT
Kejadian Isra Mikraj yang terjadi di malam hari mengajarkan tentang keutamaan dan keistimewaan malam dalam berdoa dan beribadah.
Malam menjadi saat yang penuh potensi untuk berkomunikasi dengan Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya. Pesan ini mengajak umat Islam untuk memanfaatkan malam sebagai waktu yang efektif untuk beribadah dan berdoa.
6. Percaya pada Kekuasaan dan Mukjizat Allah SWT
Dan terakhir, perjalanan luar biasa dari Isra Mikraj mengajarkan bahwa Allah SWT adalah Maha Kuasa dan mampu melakukan mukjizat yang tak terduga. Meskipun terlihat tidak masuk akal dalam batas-batas manusia, peristiwa ini mengingatkan umat Islam untuk mempercayai keagungan Allah SWT dan menerima bahwa mukjizat hanya mungkin terjadi melalui kehendak-Nya.