Maksud dari Perjalanan Nabi Muhammad SAW
Penting untuk dicatat bahwa Isra Mikraj bukanlah sekadar peristiwa individual dengan makna terbatas. Ini memiliki makna dan pelajaran yang mendalam yang meluas melampaui perjalanan fisik itu sendiri.
Perjalanan ini mencakup nilai-nilai spiritual dan kebijaksanaan, yang tercakup dalam dua surah mulia dalam Al-Qur’an, yaitu Q.S. Al-Isra dan Q.S. An-Najm.
Menurut penafsiran Ibnu Katsir, perjalanan ini terjadi dalam kegelapan malam, dengan Nabi Muhammad SAW berangkat dari Makkah menuju Baitul Muqaddas di Yerusalem, tempat yang menjadi lokasi singgah para Rasul sebelumnya.
Baca Juga: Sering Dianggap Sama, Berikut 5 Perbedaan Antara Nabi dan Rasul
Pada malam itu, semua nabi berkumpul di Masjid al-Aqsa, dan Nabi Muhammad SAW memimpin mereka dalam salat. Peristiwa ini melambangkan peran Rasulullah SAW sebagai pemimpin para Nabi dan pesan universal Islam.
Q.S. Al-Isra dan Q.S. An-Najm menekankan status unik karakter Rasulullah SAW menetapkannya sebagai pusat kepemimpinan yang membimbing Timur dan Barat. Perjalanan Isra Mikraj mengindikasikan kelanjutan kenabian dan universalitas pesan Nabi Muhammad SAW, berlaku sepanjang waktu dan ruang.
Surat-surat tersebut juga menyoroti kualitas khusus dari karakter Rasulullah SAW, menyorot perannya sebagai pembimbing umat manusia, dan menguraikan pentingnya komunitas Muslim dalam berbagai konteks.
Baca Juga: 7 Dalil Tentang Mukjizat yang Diperoleh Nabi dan Rasul Allah
Perjalanan Isra Mikraj adalah bukti akan luasnya dan kedalaman misi kenabian serta dampak abadi yang dimilikinya terhadap para penganut agama.