Meskipun menjadi bagian dari jalur bersejarah, Stasiun Bondowoso akhirnya dinonaktifkan pada tahun 2004 karena prasarana yang usang dan bersaing dengan moda transportasi lainnya. Namun, stasiun ini tidak diabaikan begitu saja.
Jadi Museum Kereta Api
Sebagai upaya pelestarian, bangunan stasiun ini dinyatakan sebagai cagar budaya oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI. Pemerintah Kabupaten Bondowoso juga terlibat aktif dalam memperjuangkan reaktivasi jalur kereta api ini.
Baca Juga: Alun-Alun Bondowoso: Keseruan, Akses, Sampai Tips Berliburnya
Pada tahun 2016, Stasiun Bondowoso diresmikan sebagai Museum Kereta Api untuk mengenang tragedi gerbong maut dan menghormati para pejuang kemerdekaan Indonesia. Bupati Bondowoso saat itu, Amin Said Husni, secara resmi meresmikan museum ini pada perayaan HUT ke-71 Kemerdekaan Indonesia.
Museum Kereta Api Bondowoso menyajikan sejarah perkeretaapian Indonesia melalui koleksi yang terbatas, termasuk handel persinyalan mekanik Alkmaar, tiket Edmondson, serta miniatur lokomotif dan kereta penumpang zaman uap. Film dokumenter tentang perkeretaapian pada masa lalu juga diputar sebagai bagian dari pengalaman pengunjung.
Baca Juga: 6 Aktivitas Seru di Alun-Alun Bondowoso, Jangan Lewatkan!
Kini, wacana reaktivasi jalur Kalisat-Panarukan semakin menguat. Jalur ini masuk dalam prioritas reaktivasi sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019. Proses reaktivasi baru sampai pada tahap studi kelayakan, namun harapan akan hidupnya kembali jalur bersejarah ini semakin nyata.
Museum Kereta Api Bondowoso menjadi saksi bisu sejarah perkeretaapian Indonesia. Dengan upaya pelestarian dan pengenangan melalui museum ini, diharapkan nilai-nilai sejarah dan perjuangan para pahlawan tidak akan terlupakan oleh generasi mendatang.
Melalui reaktivasi jalur Kalisat-Panarukan, jejak sejarah ini bisa dikenang dan menjadi bagian dari perjalanan masa depan bangsa.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024