Menu


Sejarah Museum Kereta Api Bondowoso: Berawal dari Tragedi Gerbong Maut

Sejarah Museum Kereta Api Bondowoso: Berawal dari Tragedi Gerbong Maut

Kredit Foto: Tropenmuseum

Konten Jatim, Depok -

Museum Kereta Api Bondowoso yang terletak di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, adalah tempat bersejarah yang dulunya merupakan stasiun kereta api aktif. 

Kini, stasiun bersejarah ini telah diubah menjadi museum yang menceritakan perjalanan sejarah perkeretaapian di Indonesia. Terletak di Kademangan, Bondowoso, museum ini menjadi bagian dari upaya pelestarian dan pengenangan terhadap sejarah perkeretaapian di Tanah Air. 

Sejarah Museum Kereta Api Bondowoso ini terbilang cukup panjang karena dimulai dari zaman penjajahan Belanda, dan melibatkan salah satu peristiwa yang cukup kelam dalam perjuangan membebaskan diri dari penjajahan Belanda.

Berikut isah mengenai museum bersejarah ini, dikutip dari laman resmi PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan sumber lain pada Kamis (27/7/2023).

Baca Juga: Berkunjung ke Museum Kereta Api Bondowoso yang Kaya Akan Sejarah

Sejarah Museum Kereta Api Bondowoso

Museum Kereta Api Bondowoso memiliki akar sejarah yang erat dengan jalur kereta api Kalisat-Panarukan, bagian dari proyek mega proyek Staatsspoorwegen (SS) yang menghubungkan Pulau Jawa. 

SS, didirikan pada tahun 1875, membangun jalur kereta api Bogor-Yogyakarta, Surabaya-Solo, Surabaya-Malang, serta Surabaya-Probolinggo dengan jalur cabang ke Pasirian. Jalur Probolinggo-Panarukan beroperasi pada 1 Juli 1897, dan Stasiun Bondowoso dibuka setelah segmen terakhir jalur ini selesai.

Baca Juga: Profil KCIC, Perusahaan di Balik Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Sayangnya, Stasiun Bondowoso menjadi saksi bisu tragedi gerbong maut pada tanggal 23 November 1947. Sebanyak 100 pejuang Indonesia yang ditawan oleh Belanda mengalami kondisi mengerikan dalam perjalanan menuju Surabaya. 

Tiga gerbong kecil menjadi kisah kelam di balik penderitaan mereka. Kelebihan kapasitas dan panasnya udara menyebabkan kematian 46 pejuang, sementara 12 orang sakit parah dan 30 orang lemas.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman