Sebagai tanda penghormatan bagi para pahlawan yang gugur dalam peristiwa ini, Stasiun Bondowoso kemudian diubah menjadi Museum Kereta Api Bondowoso. Peresmian museum ini dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2016, sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Republik Indonesia yang ke-71.
Museum Kereta Api Bondowoso saat ini memiliki enam jalur kereta api, tetapi karena sudah dialihfungsikan menjadi rumah penduduk, hanya dua jalur yang tersisa. Jalur 1 digunakan untuk memarkirkan gerbong pupuk berjenis GW/GRU.
Arsitektur stasiun ini mengusung gaya Kerajaan Hindia Belanda dengan ornamen sulur-suluran dan pilar ala Yunani di sekitar pintu dan jendela. Sebagai bagian dari upaya pelestarian, bangunan stasiun yang sebelumnya dicat putih dengan sentuhan hijau pada tritisan dan ornamennya, kini telah diganti dengan warna korporat bangunan milik PT KAI.
Baca Juga: Sejarah Kopi Arabika Bondowoso, Kini Terkenal Mendunia
Koleksi yang ada di Museum Kereta Api Bondowoso lebih terbatas jika dibandingkan dengan museum-museum kereta api lainnya di Indonesia. Namun, koleksi-koleksi ini tetap berharga karena mencakup handel persinyalan mekanik Alkmaar, tiket Edmondson, serta miniatur lokomotif dan kereta penumpang zaman uap.
Selain itu, museum ini juga menampilkan salinan foto-foto sejarah, atribut perusahaan, peralatan pendukung administrasi stasiun, seperti hand sign, tongkat Semboyan 40, mesin tik, telepon otomatis (toka), stempel, dan reglemen perusahaan.
Baca Juga: Mengenal ‘Republik Kopi’ Bondowoso, Penghasil Arabika Termasyur Jawa
Tidak lupa, beberapa sudut ruangan juga menampilkan film dokumenter tentang perkeretaapian pada masa lalu, termasuk informasi mengenai peristiwa tragedi gerbong maut Bondowoso.
Bagi yang tertarik berkunjung ke Museum Kereta Api Bondowoso, bisa mendatangi lokasi ini di Mandaluki, Kademangan, Bondowoso, Bondowoso, Jawa Timur 68217. Museum ini buka setiap hari mulai dari pukul 8:00-17:00.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan