Menu


Pasangan Selingkuh dan Zina, Apakah Perlu Dipertahankan? Ini Jawaban Buya Yahya

Pasangan Selingkuh dan Zina, Apakah Perlu Dipertahankan? Ini Jawaban Buya Yahya

Kredit Foto: Twitter/Buya Yahya

Konten Jatim, Jakarta -

Dalam pandangan Islam, selingkuh dan melakukan zina dianggap sebagai dosa yang besar. Agama Islam mengajarkan kesetiaan dalam pernikahan dan melarang hubungan seksual di luar ikatan pernikahan yang sah.

Dalam Alquran, Allah SWT juga sudah berfirman untuk menghindari zina. Selain itu, hadis-hadis Nabi Muhammad SAW juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kesetiaan dalam pernikahan.

Dalam Islam, pernikahan dianggap sebagai ikatan yang sakral antara seorang suami dan istri. Pasangan suami-istri harus saling mencintai, menghormati, dan setia satu sama lain. Perselingkuhan dapat merusak ikatan tersebut dan menyebabkan keretakan dalam hubungan suami-istri, dan merugikan semua pihak yang terlibat.

Lantas, bagaimana menyikapi pasangan yang selingkuh dan berzina, masih layakkah rumah tangga untuk dipertahankan?

Baca Juga: 7 Ayat dan Hadits Tentang Zina: Dihukum Mati dan Disaksikan Kaum Muslim

Pendakwah Buya Yahya dalam ceramahnya menjelaskan bahwa ada dua pilihan dalam menyikapi kasus pasangan selingkuh dan berzina.

Pilihan pertama dan yang dianjurkan yakni dengan cara mendidik pasangan agar dia kembali ke jalan yang benar dan kembali kepada ajaran agama Islam.

"Jika hati masih kuat untuk mendidik dia, maka itu jauh lebih bagus daripada dilepas tanpa didikan. Sakit hati iya sakit. Makanya harus ada komitmen baru, ada perjanjian, ada kesepakatan baru," kata Buya Yahya dilihat dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, dikutip Jumat (7/7/2023).

Pilihan pertama ini dianjurkan, hanya apabila pasangan kita menunjukkan tanda-tanda penyesalan dan tak akan mengulangi perbuatan tersebut.

Apabila ia tak menunjukkan tanda-tanda penyesalan, maka kita bisa mengambil opsi yang kedua yakni pisah dengannya.

"Mendidik jauh lebih bagus tentunya di saat memang ada tanda-tanda penyesalan. Kalau seandainya pasangannya tidak ada tanda-tanda penyesalan ya tidak perlu dilanjutkan, itu namanya menyiksa diri," sambung Buya Yahya.

"Tapi kalau ada penyesalan, ketahuilah bahwasanya sambutlah. Sambutlah kerinduannya untuk tobat. Makanya bantu dia untuk bertobat, diterima lagi jika dia (pasangannya) mampu. Mampu tuh apa? bisa menyimpan marah, bisa menyimpan sakit hatinya sampai kapan pun," ungkapnya.

"Kalau ternyata sang suami tersebut tidak mampu atau istri nggak kuat, khawatir keluar marahnya emosinya, maka berpisah dengan cara pisah begitu saja yang baik-baik, tanpa ada permusuhan tanpa ada caci maki, tanpa ada menyebut kejelekannya," sambungnya.

Sebagaimana diketahui, Islam sangat mendorong individu untuk menjaga dan memperkuat ikatan pernikahan dengan berkomunikasi dengan baik, saling menghormati, dan menjaga kepercayaan satu sama lain.

Apabila ada masalah dalam pernikahan, Islam menganjurkan untuk mencari solusi yang baik melalui dialog, konseling, dan upaya saling memahami.

Baca Juga: 5 Azab Bagi Orang yang Berzina: Disiksa Sambil Ditertawakan Malaikat

Jika seseorang terlibat dalam perselingkuhan atau zina, Islam menuntut pertobatan dan penyesalan yang sungguh-sungguh.