Menu


Sejarah Jaran Bodhag: Konon Sudah Ada dari Kerajaan Majapahit

Sejarah Jaran Bodhag: Konon Sudah Ada dari Kerajaan Majapahit

Kredit Foto: Dispopar Kota Probolinggo

Konten Jatim, Depok -

Jaran Bodhag merupakan kesenian khas Probolinggo, Jawa Timur yang mengkombinasikan seni tari, musik, dan pertunjukan kuda. Jaran Bodhag dianggap sebagai warisan budaya yang penting dan telah ada sejak lama di masyarakat Probolinggo.

Kesenian ini seringkali ditampilkan dalam acara-acara tradisional seperti perayaan hari jadi, pernikahan, atau acara keagamaan. Selain sebagai hiburan, kesenian ini juga memiliki makna spiritual dan simbolis dalam budaya masyarakat Probolinggo.

Dijelaskan kalau sejarah Jaran Bodhag ini sudah berlangsung sejak Kerajaan Majapahit. Berikut ulasannya menyadur Akurat pada Kamis (6/7/2023).

Baca Juga: Jaran Bodhag, Budaya Arak-Arakan Khas Probolinggo yang Meriah

Sejarah Jaran Bodhag

Sebagai informasi, dalam bahasa Jawa, "jaran" berarti kuda, sementara "bodhag" memiliki arti wadah. Tadi sudah disebutkan bahwa kesenian tradisional yang disebut Jaran Bodhag berasal dari Probolinggo, Jawa Timur. 

Menurut cerita, Jaran Bodhag sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan diciptakan oleh seorang tokoh bernama Mbah Namengjoyo. Pada tahun 1700, Mbah Namengjoyo terkenal karena melakukan pembabatan hutan Lumbang.

Ada juga sumber lain yang menyebutkan bahwa Jaran Bodhag mulai muncul pada awal masa Kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, masyarakat pinggiran atau orang miskin ingin menikmati pertunjukan Jaran Kencak, yaitu pertunjukan kuda yang dilatih untuk menari dan dihias dengan pakaian serta aksesoris lengkap. 

Baca Juga: Sejarah Tari Reog Ponorogo: Sudah Muncul dari Zaman Kerajaan Kediri?

Namun, karena keterbatasan ekonomi, mereka tidak mampu membeli atau menyewa kuda. Oleh karena itu, mereka membuat replika kuda dari kayu yang menyerupai kepala dan leher kuda.

Kepala replika kuda tersebut kemudian disambungkan dengan peralatan dan aksesoris mirip Jaran Kencak. Dapat dikatakan bahwa Jaran Bodhag merupakan pengembangan dari tarian Kuda Kencak, hanya saja tidak menggunakan kuda asli melainkan replika kuda.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman