Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat dengan tegas mengungkapkan kalau siapapun presiden yang nanti terpilih menggantikan Joko Widodo (Jokowi), dirinya wajib lanjutkan program RI-1 saat ini.
Luhut bahkan menyebut kalau program Jokowi ini tidak bisa diberhentikan dan jika nekat untuk disetop, maka akan berdampak terhadap generasi berikutnya. Omongan Luhut ini menuai reaksi negatif dari beberapa pihak, salah satunya akademisi dan pengamat politik Rocky Gerung.
Dalam kanal YouTube pribadinya, dikutip pada Minggu (18/6/2023), Rocky Gerung sedikit membenarkan pernyataan Luhut yang meminta untuk tidak mengubah pekerjaan Jokowi secara drastis. Tetapi, jika minta semua program diteruskan, menurutnya itu sudah salah.
“Ya mungkin maksud Pak Luhut ini jangan terlalu drastis lah mengubahnya. Tapi kalau dibilang harus diteruskan semua itu artinya mending teruskan Presiden Jokowi aja kan?” kata Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, Pemilihan Presiden (Pilpres) adalah ajang bagi capres-cawapres untuk berkompetisi terhadap ide, program dan gagasan. Tidak akan ada kompetisi jika semua program dan gagasan ini sama semua dari satu pasangan ke pasangan lainnya.
Rocky Gerung memberi contoh, jika capres-capres seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto hanya akan meneruskan program Jokowi sebagai program mereka, untuk apa repot-repot memilih Presiden baru? Lebih baik memilih Jokowi lagi.
“Jadi harus dibedakan antara keinginan untuk berubah dan ketakutan untuk mengalami perubahan yang drastis itu,” ucap Rocky Gerung.
Ketika ada perubahan di tubuh negara, maka pastinya nantinya jajaran pengurus negara juga akan berubah. Jika tidak ingin ada perubahan, Rocky Gerung “mengusulkan” untuk kabinet saat ini tetap dibawa ketika presiden baru terpilih.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan