Menu


Apa Itu Bid'ah Hasanah? Bid’ah yang Didukung Oleh Agama Islam

Apa Itu Bid'ah Hasanah? Bid’ah yang Didukung Oleh Agama Islam

Kredit Foto: Pexels/Bess Hamti

Konten Jatim, Depok -

Bid'ah hasanah merupakan salah satu istilah yang sering diperbincangkan dalam konteks Agama Islam. Bid’ah hasanah mengacu pada inovasi atau perubahan positif yang memberikan manfaat dalam kehidupan umat Muslim

Sebenarnya, apa itu bid'ah hasanah? Berikut penjelasan soal pentingnya pemahaman yang benar tentangnya dan bagaimana hal ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Muslim di berbagai belahan dunia, mengacu kepada penjelasan dari laman resmi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan beberapa sumber lain, disadur pada Senin (5/4/2023).

Baca Juga: Apa Itu Zindiq? Kafir yang Jadi Musuh dalam Selimut Umat Islam

Apa Itu bid'ah hasanah?

Bid'ah hasanah secara harfiah berarti "inovasi yang baik" atau "perubahan positif." Dalam konteks Agama Islam, istilah ini mengacu pada tindakan atau praktik baru yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, memberikan manfaat kepada individu atau masyarakat dan dapat meningkatkan kualitas hidup umat Muslim.

Keberadaan bid'ah hasanah didasarkan pada prinsip bahwa Agama Islam adalah agama yang sempurna dan menyediakan kerangka kerja yang luas untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Hal ini sudah diungkapkan dalam berbagai ayat dan hadits.

Tetapi, penting untuk membedakan antara bid'ah hasanah dan bid'ah dalam Agama Islam yang tidak diterima. Bid'ah dalam Agama Islam merujuk pada inovasi atau perubahan yang bertentangan dengan ajaran agama Islam atau menambahkan sesuatu yang tidak ada dasarnya dalam agama.

Baca Juga: Bisakah Non-Muslim Masuk ke Surga Jika Sering Beramal? Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Dengan demikian, pemahaman yang benar tentang bid'ah hasanah sangat penting. Pemahaman yang sesuai dengan ajaran agama dan didasarkan pada ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan Islam membantu mencegah munculnya bid'ah yang tidak diinginkan.

Dalam mempraktikkan bid'ah hasanah, penting untuk merujuk kepada sumber-sumber hukum Islam yang sahih. Sumber-sumber tersebut termasuk Al-Qur'an, Hadis, Ijma atau kesepakatan para ulama dan Qiyas yang berartikan analogi. 

Dengan mengacu pada sumber-sumber ini, langkah-langkah inovatif dapat dilakukan dengan memastikan keberlanjutan nilai-nilai agama.

Tampilkan Semua Halaman