Menu


Demokrat Ancang-ancang Ambil Opsi Lain, Nasdem: Mungkin Karena AHY Tidak Pasti Jadi Cawapres Anies

Demokrat Ancang-ancang Ambil Opsi Lain, Nasdem: Mungkin Karena AHY Tidak Pasti Jadi Cawapres Anies

Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya

Konten Jatim, Jakarta -

Nasdem menanggapi pernyataan Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief soal pendamping Anies Baswedan yang tak kunjung diumumkan.

Wakil Ketua Umum (Waketum) NasDem, Ahmad Ali, merespons pernyataan Andi Arief yang menyebut partainya akan memikirkan opsi lain jika Juni 2023 tidak ada kepastian deklarasi capres-cawapres.

Baca Juga: Waketum Demokrat: Jokowi Harusnya Berdiri Di Tiga Kaki

Nasdem menilai Demokrat mencari opsi lain lantaran tidak mendapat kepastian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan jadi cawapres Anies Baswedan.

Ali mengatakan sejak awal partai di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sudah sepakat untuk membentuk kerja sama.

Bahkan, berdasarkan piagam perjanjian, setiap partai menyerahkan keputusan cawapres kepada Anies Baswedan.

“Memberikan mandat kepada Anies untuk memilih cawapresnya. Nah, mandat itulah yang hari ini dan digunakan Anies untuk melakukan seleksi untuk mencari kira-kira yang pas,” tutur Ali saat dihubungi, Selasa (23/5/2023).

“Mau ambil opsi lain? Pasti di pikiran kamu opsi lain itu Demokrat mau menarik diri dari Koalisi Perubahan. Atau mungkin bisa jadi karena ketidakpastian AHY jadi wapres, atau dia ingin mengatakan bahwa kalau Anies tidak dengan AHY, kami akan keluar,” kata Ali lagi.

Ia mengatakan turunnya elektabilitas Partai Demokrat di Litbang Kompas juga dialami oleh NasDem.

Ia menilai bisa saja penurunan itu lantaran ada partai yang ingin memaksakan kadernya menjadi pendamping Anies Baswedan.

Menurutnya, sesuai survei Kompas terakhir, ada penurunan atau suara Demokrat agak menurun. Namun itu tidak saja terjadi pada Demokrat, NasDem juga mengalami hal sama.

Terus menjadi alasan itu, ya saya berpikir lain juga,” tutur Ali.

Lalu Ali memberikan analisa sebaliknya terkait penurunan suara partai politik ini, terutama anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

“Jangan-jangan Anies ini tidak naik surveinya dan kemudian partai-partai yang berkoalisi turun surveinya karena ada partai yang sudah secara terbuka memasang-masangkan, terkesan memasangkan Anies dengan kader tertentu,” sambungnya.

Menurutnya, supaya asumsi seperti itu tak beredar, sudah semestinya anggota partai di KPP tak menyampaikan pernyataan yang membuat gaduh.

Ali mengingatkan komitmen awal terbentuknya Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

“Supaya kita tidak membangun asumsi yang kemudian membuat kegaduhan, yang berpotensi membuat keretakan di internal koalisi,” jelasnya.

Menurutnya, sebaiknya semua kader atau parpol konsisten saja dengan pernyataan tunduk pada ketua umumnya, baik itu Nasdem, Demokrat maupun PKS.

Baca Juga: Balas Pidato AHY dan Anies, Stafsus Mensesneg Bantah Penegakan Hukum Tebang Pilih

“Bahwa kenapa kemudian partai politik selalu ditempatkan sebagai institusi yang tidak dipercaya rakyat karena inkonsistensi itu,” tegasnya.

“Jadi hari ini bicara mendukung Anies tanpa syarat, eh besok ketika tidak diuntungkan saya mundur deh,” jelasnya lagi. 

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.



Berita Terkait