Menu


Sejarah Hari Ini: Lahirnya Yap Thiam Hien, Aktivis Pembela Kaum Lemah

Sejarah Hari Ini: Lahirnya Yap Thiam Hien, Aktivis Pembela Kaum Lemah

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Depok -

Sejarah hari ini, yakni pada Kamis (25/5/2023), merupakan tanggal penting bagi dunia Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Di tanggal ini, telah lahir sosok pembela HAM keturunan Tionghoa yang namanya sudah dikenal masyarakat luas.

Sosok tersebut adalah Yap Thiam Hien. Dirinya merupakan aktivis yang dikenal membela masyarakat golongan bawah. Namanya bahkan diabadikan sebagai penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang berjasa besar bagi penegakan HAM di Indonesia.

Berikut profil singkat Yap Thiam Hien, aktivis pembela kaum lemah berdasarkan informasi dari beberapa sumber berbeda.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Hari Tiroid Sedunia dan Kesadaran yang Mesti Ditingkatkan

Lahirnya Yap Thiam Hien

Yap Thiam Hien ini sebenarnya merupakan salah satu keturunan bangsawan Tionghoa yang lahir pada 25 Mei 1913 di Banda Aceh. Kakek buyutnya merupakan salah satu Kapten Saudagar asal Tiongkok yang melaut ke Bangka sebelum akhirnya pindah ke Aceh.

Sejak kecil, Yap Thiam Hien dibesarkan dalam lingkungan perkebunan yang sangat feodalistik. Tidak menyukai gaya hidup macam ini, sejak kecil dirinya sudah punya bersifat pemberontak dan membenci segala bentuk penindasan atau kesewenang-wenangan.

Dirinya sempat belajar di Europeesche Lagere School, Banda Aceh sebelum akhirnya melanjutkan pendidikannya di MULO di Banda Aceh. Pada 1920-an, Yap Thiam Hien merantau ke pulau Jawa dan belajar di beberapa sekolah seperti MULO di Batavia,dan AMS A-II dengan program bahasa-bahasa Barat di Bandung dan Yogyakarta.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Berdirinya PKI, Bagaimana Sejarahnya?

Belajar di sekolah tersebut membuatnya fasih berbahasa Belanda, Jerman, Latin, Inggris dan Perancis. Selesai lulus dari sana, Yap Thiam Hien tidak lama menjadi guru setelah menempuh pendidikan keguruan di Hollands-Chineesche Kweekschool (HCK).

Tidak lama, Yap Thiam Hien mendapatkan kesempatan bekerja di kapal pemulangan orang-orang Belanda. Kapal tersebut mengantarkannya ke Belanda untuk menyelesaikan studi hukumnya di Universitas Leiden dan membuatnya meraih gelar Meester in de Rechten atau Magister Hukum.

Sekembalinya ke Indonesia, barulah Yap Thiam Hien mulai meniti karir sebagai aktivis. Di awal-awal kepulangannya ke Indonesia membela kaum Tionghoa yang saat itu cukup banyak tertindas karena berbagai peraturan di Indonesia.

Dirinya merupakan salah satu pendiri Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki) yang mulanya bertujuan memperjuangkan kepentingan politik orang-orang Tionghoa. Yap Thiam Hien dikenal sebagai salah satu anggota Konstituante dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 1955.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Hukuman Mati Muradi Gegara Jepang Ingkar Janji

Semakin ke sini, Yap Thiam Hien juga banyak membela hak-hak aktivis dan kaum lemah lainnya. Dirinya banyak terlibat dalam beberapa kasus seperti penangkapan aktivis di era Sukarno sampai membela tersangka peristiwa G30S PKI.

Kegigihan Yap Thiam Hien membuatnya beberapa kali ditangkap dan dipenjara lantaran bertentangan dengan rezim masa itu. Meskipun berkali-kali keluar masuk penjara, Yap Thiam Hien tetap menjalankan tugasnya sebagai aktivis untuk membela kaum lemah.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Hari Lupus Sedunia, Kesadaran tentang Penyakit Lupus

Pembelaan yang dilakukan Yap Thiam Hien terhadap kaum lemah ini juga bukan tanpa alasan. Ini dikarenakan sosok ini banyak disebut sebagai “minoritas dari segala minoritas”. Rekan aktivisnya, Arief Budiman bahkan menyebutnya sebagai seorang "triple minority" di Indonesia karena merupakan sosok Tionghoa, Kristen, dan Jujur.

Dalam perjalanan tugas menghadiri konferensi internasional Lembaga Donor untuk Indonesia di Brussel, Belgia, Yap Thiam Hien menderita pendarahan usus. Setelah 2 hari dirawat di Rumah Sakit Santo Agustinus, Brussel, sosok ini mengembuskan napas terakhir pada 25 April 1989.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan