Menu


Digeledah Penyidik KPK, Menteri Risma Ngaku Bersyukur

Digeledah Penyidik KPK, Menteri Risma Ngaku Bersyukur

Kredit Foto: Kemensos

Konten Jatim, Surabaya -

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku bersyukur dengan kejadian penggeledahan yang dilakukan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos) dapat membuktikan integritas kinerjanya.

Mensos Risma di Jakarta, Rabu, mengatakan berbekal pengalamannya saat masih berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Surabaya, dia merintis e-goverment dalam upaya melaksanakan transparansi anggaran.

Baca Juga: Elektabilitas Merosot, Loyalis Jokowi Sebut Anies Baswedan Mulai Ditinggalkan dan Dilupakan

Program e-goverment ia lakukan pada saat menjadi Kepala Bapenda Surabaya hingga Kabag Bina Pembangunan Kota Surabaya, karena memegang anggaran pemerintah kota hampir sebesar 50 persen.

Hal itulah yang menjadikannya lebih mengerti tentang mekanisme anggaran pemerintahan.   

Sehingga, diketahuinya hal yang dianggapnya janggal seperti adanya dugaan korupsi penyaluran bantuan sosial (bansos) beras tahun 2020 di Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial, yang mana penyelenggaraan bansos beras seharusnya menjadi tugas dan fungsi Direktorat Perlindungan Jaminan Sosial, menjadi salah satu hal yang disyukurinya.

"Makanya disini temen-temen Kemensos bersyukur pada kejadian kemarin. Mungkin bagi orang lain itu aib. Tapi saya bersyukur. Kenapa? Saya biar mudah mengingatkan temen-temen Kemensos," kata dia.

Baca Juga: Gerindra Bantah Partainya Terlibat Dalam Aliran Dana Korupsi BTS

Mensos Risma mengaku senang apabila e-goverment yang dia terapkan di Kemensos dapat membuka mata para jajarannya tentang apa yang dia inginkan dalam kebijakan penggunaan anggaran.

Sejak awal menjadi Menteri Sosial, Risma mengakui dirinya memikul beban untuk lebih bertanggung jawab mengurusi orang miskin. Pun saat menjadi Wali Kota Surabaya, tidak ada niat sedikitpun ia ingin memainkan anggaran.

Salah satu contoh keberhasilan yang dialaminya saat membangun underpass Mayjen Sungkono di Kota Surabaya tanpa anggaran pemerintah kota. Hal tersebut terjadi karena para pengusaha memberikannya secara cuma-cuma.

Baca Juga: Heboh Kasus Korupsi BTS, Pengamat Duga Surya Paloh Akan Buat Gerakan Besar

"Kenapa? Karena mereka merasa saat saya menjadi Wali Kota, saya tidak pernah mengusik mereka, saya tidak pernah minta minta. Artinya saya diberikan hadiah undepass Mayjen Sungkono itu yang dulu selalu macet, sekarang lumayan lancar itu dari pengusaha. Saya nggak minta, mereka yang punya inisiatif, jadi tidak ada niat," kata dia.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.