Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal, angkat bicara soal isu pencalonan dirinya sebagai calon wakil presiden (Cawapres) bersama Capres PDIP Ganjar Pranowo. Nasaruddin mengaku belum memutuskan menerima atau menolak tawaran resmi itu karena datang dari partai.
"Kalau saya biasanya mengambil keputusan yang penting istikharah dulu. (Hingga saat ini), saya belum istikharah," kata Nasaruddin kepada wartawan di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Baca Juga: Beri Selamat Atas Menangnya Sepak Bola di Sea Games, Ganjar Kena Sindir Soal Piala Dunia
Guru Besar bidang Tafsir di UIN Syarif Hidayatullah itu mengatakan, hasil shalat istikharah akan jadi landasan bagi dirinya untuk menerima atau menolak tawaran menjadi cawapres pendamping Ganjar. Kendati begitu, Nasaruddin menegaskan hingga saat ini dirinya belum dihubungi oleh partai pengusung Ganjar, PDIP dan PPP, ihwal posisi cawapres.
"Saya tidak pernah dihubungi (PDIP dan PPP)," kata salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022-2027 itu.
Nasaruddin menyebut, dirinya juga tidak membicarakan posisi cawapres ketika bersama Ganjar menghadiri halalbihalal dengan tokoh agama Islam dan silarurahmi dengan pemuka agama Kristiani di Manado, Sulawesi Utara, kemarin, Kamis (18/5/2023).
Sebelumnya, PPP mengaku sempat menyodorkan nama Nasaruddin Umar sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar kepada PDIP. "Kiai Nasaruddin Umar termasuk tokoh bangsa yang sedang kita elus-elus untuk menjadi cawapres Mas Ganjar," kata Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy (Rommy) dalam keterangannya, Selasa (16/5/2023).
Menurut Rommy, Nasaruddin cocok mendampingi Ganjar. Sebab, Nasaruddin adalah tokoh Islam yang punya pandangan moderat.
Baca Juga: Yakin Ganjar Menang, Adian Napitupulu: Anies Turun, Prabowo Merayap
"Karena kiai Nasar memiliki kriteria yang sesuai, yaitu tokoh luar Jawa, memiliki warna keagamaan yang moderat, Rais Syuriah PB Nahdlatul Ulama, dan bisa diterima luas oleh banyak kalangan," kata Rommy.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO