Sebuah video yang memuat Andi Arief mengatakan Puan Maharani bisa menang dalam pilihan presiden (Pilpres) 2024 jika banyak pihak yang ditangkap beredar di sosial media.
Di dalam video tersebut, Andi Arief pun menyinggung era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dikatakan tak pernah memanfaatkan apparat hukum.
“Ini tidak pernah kita lakukan di zaman Pak SBY. Pak SBY memang, yang tahap kedua memang dua calon, tapi memang enggak ada yang berani. Bahkan Demokrat pun tidak berani mencalonkan diri karena kalah. Dahlan Iskan mau melawan Jokowi, waktu itu kalah,” ujar Andi Arief.
Saat menyinggung Puan Maharani, Andi pun menyebutkan banyak pihak yang berani untuk melawan Puan. Namun, akan sulit bila bekerja sama dengan apparat penegak hukum untuk menangkap beberapa pihak yang dianggap akan menjadi lawan Puan.
Baca Juga: Fakta Mencengangkan di Balik Tak Adanya Warga Pondok Gede yang Milih Anies di Pilkada DKI 2017
“Tapi kalau ditangkap-tangkapin pimpinan partainya, diancam, ya itu yang enggak boleh,” jelasnya.
Kembali membahas pemeran penting di partai Demokrat, Andi menyebutkan bahwa ada satu partai yang tak pernah ditemui oleh SBY, yaitu PDIP. Ia pun menyebutkan bahwa SBY telah melakukan pengecekan secara langsung mengenai skenario pemilu yang akan segera terjadi.
“Dia melakukan pengecekan kepada dua orang yang mendengar langsung dari mulutnya Pak Presiden. Pak Presiden hanya mau dua calon,” terangnya.
Baca Juga: Kembali Turunkan Target Rumah DP 0, Benarkah Ada Sangkut-Pautnya Dengan Anies Dipanggil KPK?
Di video ini lu ada bilang “silahkan klo mau di muat ya dimuatlah” artinya lu da setuju untuk di publikasi kenapa skrg lu ngebacot jangan dikutip ndul?? Plin plan bgt lu????
— ????.???? (@pn7l7h) September 26, 2022
Sabu mana sabuu ehh salah kondom mana kondoom???? https://t.co/7fcHRD6qcI pic.twitter.com/DX4IqrOLA5
Dalam pernyataan berikutnya, ia mengatakan bahwa masih ada Anies dan Ganjar yang bisa maju saat pilpres mendatang. Namun, dua narasumber mengatakan bahwa Jokowi menyinggung Anies yang akan segera masuk penjara.
“Terus partai-partai lain di KIB apa segala, kalau enggak nurut ya tinggal masuk penjara aja itu,” ujarnya seolah meniru ucapan Jokowi.
Wawancara ini pun menimbulkan pro kontra dari berbagai pihak, khususnya dari sisi pendukung PDIP dan Jokowi. Banyak warganet yang mengingatkan untuk tidak menuduh atau menjatuhkan partai lain di publik dengan sebuah tuduhan.
Namun, setelah beredarnya video tersebut di berbagai platform, Andi Arief akhirnya angkat bicara meskipun sebelumnya mengatakan bahwa tak apa bila hasil wawancaranya dimuat atau dipublikasikan.
Baca Juga: Daripada Jual Drama soal Ponsel di-hack, Mendingan Demokrat Lakukan Ini Biar AHY Bisa Maju Capres
Melalui akun Twitter pribadinya, Andi mengonfirmasi bahwa potongan video yang beredar tidaklah benar isinya karena ada bagian-bagian yang sengaja dipotong dan bisa membuat pendengarnya salah kaprah.
Tak sampai di situ, ia pun mulai melarang warganet untuk mengutip maupun memuat hasil wawancaranya.
“Sehubungan dengan beredarnya video wawancara saya, mohon untuk tidak dikutip. Pertama, itu buat internal. Kedua, ada beberapa bagian yg dipotong dan bisa membuat salah paham,” tulis Andi Arief pada Senin (26/09/2022).
Twit Andi pun mendapat serangan dari warganet dan menyinggung Andi sebagai pembohong karena berani membawa partai lain hanya untuk kepentingan internal.
Baca Juga: Terbitkan IMB, PDIP Berani Sebut Anies Tak Konsisten
Sehubungan dengan beredarnya video wawancara saya, mohon untuk tidak dikutip. Pertama, itu buat internal. Kedua, ada beberapa bagian yg dipotong dan bisa membuat salah paham.
— andi arief (@Andiarief__) September 26, 2022
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan