PDI Perjuangan (PDIP) membuka peluang memilih kader Nahdlatul Ulama menjadi cawapres untuk Ganjar Pranowo. Alasannya, secara historis, PDIP sering berangkulan dengan kalangan Nahdliyin dalam kontestasi pilpres.
Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, menyebutkan, Megawati Soekarnoputri sewaktu menjabat presiden dibantu wapres Hamzah Haz yang merupakan kader NU. Malahan Megawati pernah berpasangan dengan kader NU, Hasyim Muzadi.
Baca Juga: Elektabilitas Ganjar, Prabowo dan Anies Saling Salip, Pengamat: Cawapres Jadi Kunci
"Pak Jokowi maju di 2014, wapresnya Pak Jusuf Kalla yang juga adalah salah seorang kader NU. Sekarang pun Pak Jokowi bersama Kiai Ma'ruf Amin juga tokoh NU," katanya membeberkan kedekatan PDIP dengan NU di Jakarta, Jumat (12/5/2023).
Sekalipun begitu, Basarah menegaskan bahwa PDIP tidak berposisi menarik NU, selaku ormas terbesar di Indonesia, ke dalam politik praktis. Sebaliknya, PDIP menghargai posisi NU sebagai ormas keagamaan, walaupun secara empiris banyak melahirkan tokoh-tokoh nasional.
"Jadi memang NU adalah sumber kawah candradimuka calon-calon pemimpin bangsa," tuturnya.
Baca Juga: Relawan Jokowi Bakal Arahkan Dukungan ke Ganjar atau Prabowo di Pilpres 2024
Wakil Ketua MPR itu tidak mau masuk terlalu jauh dalam wacana cawapres. Dia mengingatkan posisi cawapres masih dijaring oleh Megawati selaku Ketua Umum PDIP dan parpol-parpol lain yang ikut mendukung pencapresan Ganjar Pranowo nantinya.
"Prosesnya masih cukup panjang, kewenangan itu ada pada Ibu Mega. Tentu bersama ketum parpol peserta kerja sama politik lainnya akan berdiskusi dengan Pak Jokowi dalam kapasitas sebagai kader PDI Perjuangan," jelas Basarah.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024