Pasalnya, tidak hanya Indonesia, melainkan komunitas negara dunia juga sedang semangat beralih ke mobil listrik sebagai alternatif terbaik untuk menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil.
Luhut juga menantang siapapun yang berkomentar miring tentang mobil listrik untuk datang ke kantornya.
Tak cukup di situ, Luhut juga sempat curhat bahwa ia sempat beradu argumen dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan bawahannya demi bisa merealisasikan wacana subsidi mobil listrik yang pernah dinilai terlalu mahal.
Sementara Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap bahwa kini negara-negara di dunia telah bersemangat untuk beralih ke mobil listrik dan menggalakkan subsidi.
Pemerintah siap untuk menggelontorkan dana demi memberikan potongan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk mobil listrik.
Peraturan tersebut adalah kabar baik bagi para penggemar kendaraan listrik, sebab hanya perlu membayar tarif PPN sebesar satu persen bagi kendaraan listrik dengan TKDN di atas 40 persen.
Kebijakan tersebut disambut dengan kritik dari Anies Baswedan dengan dalih bahwa bus konvensional justru merupakan alternatif terbaik ketimbang mobil listrik.
"Emisi karbon mobil listrik perkapita perkilometer sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak Kenapa itu bisa terjadi? Karena bis memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit," jelas Anies.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO