Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyanggah pendapat Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Romahurmuziy (Rommy) soal keberpihakan pemimpin.
Sebelumnya Rommy menyebut bahwa pada 2016, Barack Obama secara terbuka mendukung pencapresan Hillary Clinton. Bahkan ikut berkampanye mendukung Hillary Clinton.
"Beda Amerika dan Indonesia. Di kita feodalismenya kuat. Ketika presiden mengatakan seperti itu, ini etika bermasalah," ujar Mardani Ali Sera, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews, Rabu (10/5/2023).
Bukti etika bermasalah adalah pertama, kata Mardani, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa alasan NasDem tidak diundang dalam pertemuan enam kerua partai politik karena NasDem sudah punya koalisinya sendiri.
Artinya, secara terbuka Jokowi menunjukkan bahwa ada kubu tertentu yang tidak akan dia dukung. Padahal seharusnya Jokowi paham bahwa ia seharusnya tidak boleh mendukung suatu kubu sebagai institusi presiden.
"Pak Jokowi harus paham beliau punya dua sisi, secara personal boleh dukung Ganjar, Prabowo, enggak masalah, tapi tidak sebagai institusi presiden," jelas Mardani Ali.
"Acara di istana, kalau enggak salah itu kumpul para ketum, lebih enak diundang saja NasDem-nya kemudian dijelaskan bahwa itu konsolidasi untuk mengokohkan target Jokowi smapai 2024," pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024