Ketua Umum Relawan Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengatakan menepis anggapan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) seharusnya tidak ikut campur dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu menanggapi pernyataan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) yang meminta agar Jokowi tidak terlalu jauh mencampuri urusan Pilpres 2024.
Baca Juga: Gerindra Nyatakan Jokowi Tidak Memaksa Parpol untuk Mendeklarasikan Capres Tertentu
Budi menegaskan Presiden Jokowi sedang mempertaruhkan legacy atau peninggalan untuk pemerintahan berikutnya.
"Ya menurut hemat kami salah juga kalau Pak Jokowi enggak ikut campur dalam Pilpres 2024. Yang dipertaruhkan Jokowi itu legacy," kata Budi, mengutip fajar.co.id, Rabu (10/5/2023).
Menurut Budi, Jokowi menginginkan agar program-program yang telah digagasnya akan dilanjutkan. Program-progam yang sudah berjalan, dikhawatirkan bakal mandeg jika yang menang adalah antitesa Jokowi.
"Jangan sampai apa yang dimulai dari pemerintahan Jokowi dimulai dari belakang lagi atau nol. Soal dukung mendukung itu nanti pada waktunya," tambahnya.
Dia juga menanyakan alat ukur kritikan sehingga Jokowi disebut terlalu jauh mencampuri urusan Pilpres.
"Kalau kritik Jokowi cawe-cawe kan alat ukurnya sumir, terlalu jauh terlalu deket itu kuantitatifnya berapa yang jauh berapa meter, kalau deket berapa centi? Kan terlalu abstrak enggak rigid," ujarnya.
Budi juga menanyakan apakah pemerintahan sebelumnya tak pernah mengumpulkan para ketua umum partai politik (parpol) di Istana Negara.
"Emang pemerintahan sebelumnya enggak pernah ngumpulin parpol?" ungkapnya.
Dia menjelaskan Presiden Jokowi mengumpulkan ketua umum parpol di Istana Negara dalam kapasitasnya sebagai pejabat politik selain pejabat pemerintahan.
"Hemat kami, apa yang dilakukan Jokowi masih sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku," pungkasnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO