Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi meyakini Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak mungkin memberikan dukungan untuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang, meskipun orang nomor satu itu kerap memberikan endorse kepadanya.
Dalam video yang diunggah, Eko membeberkan ada dua alasan yang membuat dirinya yakin Jokowi tak bakal memberikan dukungan buat Menteri Pertahanan itu.
Yang pertama, Eko menilai, Jokowi pastinya masih ingat betul bahwa Prabowo merupakan lawannya di dua Pilpres terakhir, yakni 2014 dan 2019. Pertarungan keduanya saat itu berlangsung sangat sengit.
Baca Juga: Jokowi Buka-bukaan Alasan Tak Undang Surya Paloh ke Istana
"(Prabowo) pernah dua kali jadi seterunya Presiden Jokowi, kita ingat 2014, kita ingat juga 2019, itu catatan sejarah," kata Eko Kuntadhi dari kanal YouTube Cokro TV, dikutip Konten Jatim pada Jumat (5/5/2023).
Pertarungan dua Pilpres tersebut telah dipenuhi oleh fitnah-fitnah yang bertebaran, tudingan-tudingan oleh kelompok pendukung Prabowo kepada Jokowi.
"Hampir 10 dan 5 tahun yang lalu itu sudah luar biasa pertempurannya antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo, fitnah-fitnah, isinya yang sangat memojokkan, itu juga dibiarkan oleh kelompok-kelompok yang saat itu mendukung Pak Prabowo," sambungnya.
Hal inilah yang dinilai Eko masih terus membekas di hati Jokowi, dan diyakini tak bakal membuatnya mendukung Prabowo di Pilpres mendatang.
Tak hanya itu, kubu oposisi yang sejak lama menjadi penentang Jokowi seperti Amien Rais pun mengakui dirinya bakal mendukung Prabowo apabila Anies Baswedan gagal menjadi calon presiden (capres) di 2024.
Maka ini artinya, Prabowo menjadi kolam yang sangat terbuka bagi lawan-lawan atau oposan Jokowi sejak dahulu seperti Amien Rais.
"Dan menurut Pak Amien Rais, kalau Anies nggak jadi maju, maka Amien Rais akan sangat mendukung Pak Prabowo," tutur Eko.
"Artinya apa, Pak Prabowo adalah kolam yang terbuka bagi lawan-lawan Pak Jokowi yang dulu sebagai oposan, yang dulu sebagai lawan, yang dulu sering mengkritisi, menghantam, dan kemudian seolah-olah menjadikan Pak Jokowi sebagai penguasa atau presiden yang jahat, itu ruangnya terbuka untuk ditampung di gerbongnya Pak Prabowo," ungkapnya.
Alasan yang kedua kata Eko, adalah hengkangnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dari Partai Gerindra ke PPP.
Dirinya meyakini bahwa hengkangnya Sandiaga tersebut atas restu Presiden Jokowi, sebab Sandi saat ini menjadi salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju.
"Yang kedua, Sandiaga Uno itu keluar dari Gerindra dan kemudian sekarang masuk ke PPP. Apakah Sandi keluar begitu saja tanpa ada arahan, tanpa ada konfirmasi, tanpa ada dialog atau konsultasi dengan Jokowi? Karena kan Sandi adalah menteri dan dia ada dalam pemerintahan Pak Jokowi," terangnya.
Baca Juga: Ditanya Peluang Gibran Duet dengan Prabowo di Pilpres 2024, Ini Jawaban Tak Terduga Jokowi
"Gue sih amat yakin keluarnya Sandi dari Gerindra juga atas restunya Pak Jokowi. Nah kalau Sandi saja direstui keluar dari Gerindra, pindah dari gerbongnya Pak Prabowo, terus kita masih mau yakin asumsi bahwa Jokowi punya peluang mendukung Pak Prabowo? Gue nggak yakin tuh," tandasnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO