Menu


Pengamat Ungkap Alasan Khofifah Ogah-ogahan Diduetkan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024, Gegara Tak Mau Berhadapan dengan Istana?

Pengamat Ungkap Alasan Khofifah Ogah-ogahan Diduetkan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024, Gegara Tak Mau Berhadapan dengan Istana?

Kredit Foto: Dokumentasi Pemprov Jawa Timur

Konten Jatim, Jakarta -

Gubenur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa sempat menjadi salah satu figur calon wakil presiden (cawapres) yang digadang-gadang cocok untuk mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Namanya menjadi ramai disandingkan dengan Anies, sebab Khofifah dinilai mampu menutup lubang-lubang politik atau kekurangan dari bakal calon presiden (capres) usungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tersebut.

Kendati begitu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menyebut bahwa sangat jelas tampak di raut wajah Khofifah bahwa dirinya enggan diduetkan dengan Anies di Pilpres.

Baca Juga: Anies Baswedan Dinilai Berpotensi Kehilangan Tiket Emas Nyapres Jika Tak Pilih AHY sebagai Cawapres

"Beberapa waktu yang lalu misalnya, seringkali kita mendengar bahwa Khofifah tetap ditarget oleh mereka yang bisa diusung untuk berduet dengan Anies, tapi kan kita juga tahu Khofifah kelihatan enggak mau dipasangkan dengan Anies," kata Adi Prayitno dari kanal YouTube tvOneNews, dikutip Konten Jatim pada Kamis (4/5/2023).

Adi menganalisis bahwa keengganan Khofifah diduetkan dengan Anies, disebabkan lantaran dirinya yang pernah mendapat dukungan yang diberikan oleh Istana saat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur.

Saat itu, Khofifah menjadi salah satu pembantu di Kabinet Kerja Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla, dan menjabat sebagai Menteri Sosial.

"Karena waktu jadi gubernur, Khofifah tidak terlepas dari bagian 'intervensi' dukungan yang diberikan oleh pemerintah, karena posisi Khofifah waktu jadi calon gubernur saat itu adalah Menteri Sosial," tutur Adi.

Apabila Khofifah menerima pinangan sebagai cawapres Anies di Pilpres, hal ini dinilai Adi secara tak langsung bakal membuatnya berhadap-hadapan dengan Istana.

"Jadi kalau Khofifah jadi wakil Anies itu secara tidak langsung Khofifah akan head to head dengan pemerintah. Jadi ini menyangkut soal iman politik yang berbeda ataupun tidak," bebernya.

Penentuan cawapres KPP inilah yang dinilai masih menemui titik buntu. Demokrat menyodorkan AHY tetapi NasDem tak sepakat. Sementara di sisi lain, Khofifah yang dinilai punya paket komplet untuk jadi pendamping Anies pun dirinya enggan berduet dengan eks Gubernur DKI Jakarta itu.

"Itu yang sebenarnya between a rock and a hard place bagi Anies dan bagi NasDem. Kalau melihat kecenderungannya, Anies dan NasDem dan partai koalisi ini sedang hunting betul, siapa kira-kira yang memiliki portofolio kuat di Jawa Timur, jawabannya Khofifah sejauh ini," terang Adi Prayitno.

Baca Juga: Khofifah Jadi Bahan Pertimbangan Cawapres di Gerindra

"Tapi itu tadi, Khofifah nggak mau, sangat kelihatan gesture politiknya, karena dia tidak mau berhadap-hadapan dengan Jokowi, tidak mau berhadap-hadapan dengan pemerintah. Nah ini yang saya kira membuat sulit sebenarnya," tandasnya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan