Menu


Buntut Komentar Ancam Membunuh Muhammadiyah, Komisi I DPR Kembali Imbau Etika Bermedsos

Buntut Komentar Ancam Membunuh Muhammadiyah, Komisi I DPR Kembali Imbau Etika Bermedsos

Kredit Foto: Fajar.co.id

Konten Jatim, Depok -

Komentar akan membunuh warga Muhammadiyah yang dilontarkan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin mengundang kecaman keras dari berbagai pihak.

Mengutip Republika pada Selasa (25/4/2023), Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono meminta masyarakat mengedepankan tata krama dalam berkomentar dan menyampaikan pendapat di media sosial agar tidak menimbulkan permusuhan. 

“Ini wajib menjadi perhatian dan pelajaran bagi kita smua, agar selalu mengedepankan tata krama dan etika dalam menggunakan media sosial,” kata Dave Laksono di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Kader PKS Sindir SDM BRIN Amburadul Usai Ancaman Bunuh Warga Muhammadiyah

Ia mengatakan, terkait pendapat peneliti AP Hasanuddin di media sosial terkait perbedaan penentuan Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriyah. AP Hasanuddin menebar ancaman dengan kalimat ingin membunuh semua warga Muhammadiyah karena merayakan Lebaran pada Jumat 21 April 2023.

Dave Laksono mengingatkan agar masyarakat jangan merasa paling benar dan baik, karena harus diingat bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan menjunjung tinggi toleransi sesama umat beragama.

“Semua lembaga pendidikan, ormas sipil dan agama harus terus menyebarkan kebaikan, bukan menciptakan suasana kebencian,” ujarnya.

Dave Laksono menilai pendapat AP Hasanuddin di medsos tersebut merupakan ujaran kebencian dan berpotensi pidana. 

Baca Juga: Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Kader PKS: Minta Maaf Saja Tidak Cukup

Dia mengingatkan bahwa di negara hukum seperti Indonesia, semua pihak berhak atas perlindungan dan berkewajiban untuk bertanggung jawab secara hukum. “Hukum itu untuk dipatuhi, bukan hanya sekedar pelengkap aturan saja,” katanya.

Sebelumnya, media sosial Twitter dihebohkan dengan status peneliti BRIN AP Hasanuddin yang melontarkan pernyataan terkait perbedaan Hari Idulfitri antara Muhammadiyah dan Pemerintah.

Baca Juga: Sempat Serang Muhammadiyah, Thomas Djamaluddin Mengaku Tidak Membenci Mereka

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.