Menu


Bukanlah Soal Bjorka, Koordinator FORMASI Akui Timnya Tengah Mencari Sumber Peretasan di Dark Web

Bukanlah Soal Bjorka, Koordinator FORMASI Akui Timnya Tengah Mencari Sumber Peretasan di Dark Web

Kredit Foto: Pixabay/Michael Treu

Konten Jatim, Jakarta -

Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (FORMASI) Gildas Deograt Lumy mengaku bahwa menangkap Bjorka bukanlah perkara yang begitu sulit.

Gildas mengaku pihaknya belum menemukan keberadaan dan identitas Bjorka karena hal itu bukanlah fokus mereka saat ini, melainkan sumbernya.

“Fokusnya sekarang masih mencari tau sebetulnya itu data dari mana sumbernya kemudian mengelola isi yang ada per koordinasi,” ungkap Gildas Deograt melalui podcast Deddy Corbuzier pada Rabu (14/09/2022).

Lebih lanjut, Gildas menjelaskan bahwa permasalahan peretasan data yang dilakukan Bjorka belum memasuki tahap investigasi sehingga timnya belum mencari pelaku.

Baca Juga: Akhirnya Terbongkar! Inikah Identitas Asli dari Bjorka?

Ia pun dengan percaya diri mengatakan bahwa Bjorka bisa tertangkap, tetapi tidak semudah yang dibayangkan masyarakat.

“Sulit bisa dibilang tergantung pelakunya, makin profesional makin dia bisa ngumpet,” ucapnya.

Gildas menjelaskan metode di dark web di mana para peretas perlu memasuki banyak lapisan untuk menyentuh pintu keluar sehingga hal tersebut bisa memakan waktu sebentar atau bahkan berbulan-bulan.

“Beberapa kasus walaupun kejahatan yang dia lakukan di dark web bisa diungkap kok,” jelasnya.

Sementara itu, Gildas menjelaskan bahwa 1,3 miliar data yang dimiliki Bjorka bukanlah hasil peretasannya sendiri, melainkan karena hacker tersebut membeli di dark web.

Tim FORMASI mengetahui hal tersebut setelah penjual data tersebut melakukan komplain.

Baca Juga: Waduh, Mungkinkah Hacker Bjorka Adalah 'Bentukan' Dari Pemerintah Untuk Mengalihkan Isu Ini?

“Ada yang menjual, yang menjual complain makanya kita tau,” ujarnya.

Pengakuan Gildas pun membuat beberapa warganet terkejut setelah dirinya dengan jujur mengakui bahwa security cyber negara Indonesia sangat rendah.

“Kalau misalnya skala satu sampai sepuluh, satu itu rendah sepuluh itu paling tinggi, kita tigalah udah pake doa,” aku Gildas.

Baca Juga: Waduh, Ketahuan! Bjorka Ternyata Drama yang Dibuat Kemenkominfo? Tanda-tanda Ini Bisa Jadi Buktinya

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024