Menu


Nyobain Soto Mata Sapi yang Ekstrem Khas Madura, di Mana?

Nyobain Soto Mata Sapi yang Ekstrem Khas Madura, di Mana?

Kredit Foto: Traveling Yuk/Febri Rama

Konten Jatim, Jakarta -

Soto mata sapi merupakan kuliner khas Bangkalan, Madura, yang bahan utamanya memanglah mata sapi. Kuliner ini kerap dianggap ekstrem, tetapi tak asing di Madura.

Soto yang satu ini memiliki kuah berwarna merah dan tekstur yang lebih kental. Adapun, tekstur mata sapi yang digunakan pun lembut di luar dan kenyal di dalam, memberikan sensasi ‘meledak’ di mulut karena bulatan mata itu sendiri.

Untuk membuatnya, sejumlah rempah yang direbus selama dua jam lebih agar daging dan mata sapinya menjadi lebih lunak saat dikunyah. Biasanya, soto mata sapi dihadirkan bersama lontong atau ketupat.

Baca Juga: Soto Mata Sapi, Kuliner Ekstrem Madura dengan Kuah Semerah Darah

Menurut laman Kelumajang, salah satu penjual soto mata sapi yang terkenal ialah Soto Mata Sapi Bu Lis di Jalan Pancar Selatan, Pancar, Burneh, Bangkalan, Madura. 

Soto mata sapi ini bertempat sangat sederhana, tetapi juga sangat bersih dan higienis. Bahkan jika tak ingin duduk di kursi, kita memang akan menikmati sensasi icip soto mata sapi dengan duduk bersila di atas kursi anyaman yang begitu lebar.

Soto mata sapi di sini akan terasa sedap nikmat, terlebih jika masih hangat. Sambalnya pedas, ditambah kenikmatan perasan jeruk nipisnya. Dengan pelengkap lontong yang tak dibungkus dengan daun pisang melainkan daun kelapa, soto mata sapi bakal makin lengkap ditambah pula dengan kecambah, kacang, jagung, bawang goreng, irisan cabai rawit, dan air perasan jeruk.

Ada pula tambahan bumbu rujak yang dijamin membuat rasa soto mata sapi menjadi lebih nikmat lagi. 

Baca Juga: Air Terjun Toroan di Madura: Rute, Fasilitas, dan Tips Wisata

Biasanya, satu porsi soto mata sapi di sini dibanderol seharga Rp 25 ribu, sedangkan soto daging Rp 15 ribu. Jika ingin tambah topak, cukup menambah Rp 1.000 saja. Warung ini dibuka mulai jam 9 pagi hingga 4 sore.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO