Partai Gerindra dan Partai Golkar telah sepakat untuk mewujudkan koalisi besar, yakni peleburan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid, kedua partai tersebut kini tengah membahas penentuan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) untuk diusung.
“Sudah ada prinsip yang sama, sisa sekarang siapa capres dan wapres. Sementara dirundingkan khususnya antara Pak Airlangga Hartarto dan Pak Prabowo Subianto,” kata NH ditemui di kediaman pribadinya di Jl Mapala Makassar, Senin (17/4/2023).
Baca Juga: Minta PDIP Tak Kuasai Koalisi Besar, Golkar Disebut Terburu-Buru Dalam Bereaksi
Nurdin Halid mengatakan ada Golkar tetap pada keputusan Munas yang mendorong Airlangga Hartarto sebagai capres. Hal yang sama pun di KKIR, Prabowo Subianto jadi kandidat Capres mereka.
“Pasti akan ada titik temu pada waktunya, tidak akan bubar demi kepentingan bangsa. Sial calon lain, saya kira tetap pada Pak Prabowo dan Pak Airlangga,” kata NH.
Salah satu kelebihan koalisi besar kata Nurdin Halid adalah salah satu koalisi yang menjamin keberlanjutan pembangunan Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Diprediksi Tenggelam Jika Gabung Koalisi Besar, Golkar: Orang ‘Luar’ Kan Tidak Paham
Terkait PDIP, NH berharap tak bergabung di koalisi besar ini. Sebab akan membuat rumit loby-loby politik yang saat ini terjadi antara KIB dan KKIR.
“Makanya saya bilang PDIP jangan gabung karena bikin rumit. Nanti gabung setelah pilpres. Apalagi mereka sudah punya golden tiket, saya kira Pak Ganjar bisa diusung,” ungkap NH.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024