Pada Pilpres 2024, PDIP sendiri lebih senang menyebut koalisi sebagai kerja sama politik. Ia memastikan PDIP akan bekerja sama dengan partai politik lain, meskipun telah memenuhi presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen.
"Spirit PDI Perjuangan membangun kerja sama kan dengan gotong royong. Itu saripati Pancasila yang menjadi kultur bangsa sejak kerja sama ini dilakukan," jelas Hasto.
PDIP sendiri mengaku terus berkomunikasi dengan partai politik lain, meskipun diakuinya kebanyakan dilakukan secara tertutup. "Kami ingin kerja sama itu didasarkan pada suatu platform agenda pemerintahan," tambah.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah mengatakan ada tiga opsi yang dapat diambil partainya dalam hal koalisi untuk Pilpres 2024.
Pertama adalah membentuk koalisi sendiri, mengingat PDIP sudah memenuhi presidential threshold sebesar 20 persen.
"Kita juga punya opsi bekerja sama dengan blok kerja sama politik yang ada, misalnya dengan KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) atau dengan KIB (Koalisi Indonesia Bersatu)," ujar Basarah dalam sebuah diskusi daring, dikutip pada Jumat (14/4/2023).
KIB adalah koalisi yang dibentuk oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sedangkan KKIR dideklarasikan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar.
"Atau (opsi ketiga) kita juga siap kerja sama dengan apa yang disebut dengan kerja sama politik besar," pungkas Basarah.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan