Menu


Sejarah Ilmu Manthiq yang Dikembangkan Aristoteles, Samakah dengan di Arab?

Sejarah Ilmu Manthiq yang Dikembangkan Aristoteles, Samakah dengan di Arab?

Kredit Foto: Pexels/Michael Burrows

Konten Jatim, Jakarta -

Ilmu manthiq ialah ilmu logika atau kaidah berpikir. Dalam Islam, terdapat beberapa istilah lain ilmu ini, yakni pengukur akal, ilmu alat, dan kaidah berpikir.

Ilmu ini pertama kali dicetuskan di Yunani, oleh Aristoteles. Kini, ilmu ini telah tersebar dalam Islam melalui para pengagum dan pembelanya. Salah satu cara menyebarkan ilmu manthiq ialah dengan melakukan penerjemahan.

Nama manthiq sendiri berasal dari bahasa Arab ‘nathaqa’ yang artinya berpikir. Sejarahnya berangkat dari abad ke-5 SM di Yunani. Di masa ini, manthiq telah menjadi ilmu yang penting bagi para ahli filsafat Yunani.

Baca Juga: Apa Itu Manthiq? Ilmu Logika dan Filsafat dalam Islam

Pencetus ilmu manthiq dalam catatan ialah Socrates, kemudian dikembangkan oleh Plato dan disusun rapi oleh Aristoteles (384-322 SM). Kepentingan ilmu ini dilandasi statusnya yang merupakan ilmu pasti dalam mengambil sumber.

Konsepnya juga dari bentuk pemikiran manusia yang logis.

Sebab itu, sangat banyak orang yang mampu berpikir secara logis dan sistematis, tetapi tak memakai atau menguasai ilmu logika. Jadi, tentunya sudah banyak orang yang menerapkan pola berpikir logis tanpa mesti paham ilmu logika itu sendiri.

Baca Juga: Mengenal Ilmu Nahwu Sharaf: Kitab, Rumus, dan Contohnya

Saat Islam mulai tersebar di Jazirah Arab sekitar abad ke-7 M, perkembangan ilmu pengetahuan juga mulai mengalami kemajuan yang cukup pesat. Puncak perkembangannya terjadi semasa pemerintahan Dinasti Abbasiyah (750-1258).

Tampilkan Semua Halaman