Pasca penyerangan pihak Israel terhadap masyarakat Palestina di Masjid Al-Aqsa pada Rabu (5/4/2023) kala warga Palestina melangsungkan i’tikaf. Menyadur Republika pada Minggu (9/4/2023), Rusia ikut menyuarakan pendapat mereka soal peristiwa penyerangan ini.
Pemerintah Rusia telah meminta Israel dan Palestina untuk menahan diri serta tidak mengambil tindakan konfrontatif. Moskow pun menyerukan kedua belah pihak mengakhiri eskalasi kekerasan.
Baca Juga: Serang Jemaah di Masjid Al-Aqsa, OKI Minta Pertanggungjawaban Israel
"Kami meminta pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk menahan diri dari langkah-langkah konfrontatif, untuk bertindak demi mencegah eskalasi lebih lanjut, mengakhiri kekerasan dan memulihkan gencatan senjata yang berkelanjutan,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia dalam sebuah pernyataan, Jumat (7/4/2023).
Rusia meminta Israel dan Palestina menghormati status quo situs-situs suci di Yerusalem. “Kami menegaskan kembali pentingnya menghormati status quo Tempat Suci Yerusalem dan menghormati hak-hak penganut semua agama,” kata Kemenlu Rusia.
Baca Juga: Kembali Memanas, Pihak Kepolisian Israel Izinkan Warga Gunakan Senjata Api
Rusia mengungkapkan, satu-satunya cara untuk memastikan stabilitas jangka panjang adalah membangun proses negosiasi skala penuh. Tujuannya yakni menyusun formula kompromi untuk penyelesaian isu Israel-Palestina berdasarkan dasar hukum internasional yang diakui.
"Dengan tidak adanya 'cakrawala politik' yang jelas untuk solusi komprehensif untuk masalah yang sudah berlangsung lama ini, konfrontasi kekerasan berulang tidak dapat dihindari," kata Kemenlu Rusia.
Pada Jumat lalu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, negaranya mendukung negosiasi multilateral untuk menemukan solusi atas isu Israel-Palestina. Dia mengungkapkan, Moskow telah lama mengadvokasi agar proses multilateral untuk menyelesaikan isu Israel-Palestina dilanjutkan.
“Karena ada mediator kolektif yang diakui secara universal, yaitu Kuartet (Internasional) yang terdiri dari Rusia, Amerika Serikat (AS), PBB, dan Uni Eropa,” ucapnya dalam konferensi pers bersama Menlu Turki Mevlut Cavusoglu di Ankara, Jumat (7/4/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Baca Juga: Kutuk Serangan Israel ke Masjid Al Aqsa, Pemerintah Indonesia Desak PBB Segera Bertindak
“Dalam kerangka inilah, dengan keterlibatan wajib Liga Arab, kita dapat, dalam praktik dan dengan harapan untuk hasil tertentu, mencari kesepakatan yang harus didasarkan pada prinsip-prinsip solusi dua negara, sebagaimana mereka dirumuskan dalam dokumen,” kata Sergey Lavrov menambahkan.
Dia menjelaskan, pertemuan Kuartet Internasional belum digelar dalam beberapa waktu. AS pun sempat memblokir pertemuan tersebut.
Baca Juga: Raja Malaysia Kutuk Keras Serangan Israel ke Masjid Al Aqsa
“Sayangnya, Sekretaris Jenderal PBB, yang seharusnya memprakarsai pertemuan semacam itu, telah menghilang, karena tampaknya dia tidak mau mengganggu rekan-rekan AS. Sebab AS telah secara terang-terangan menyatakan jalannya menangani ini sendiri dan mendapatkan Palestina serta Israel untuk berdamai,” ucapnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO