Pengamat politik dan akademisi, Rocky Gerung menyebut bahwa PDIP tampak seperti tak punya sikap ideologis. Hal ini menyusul pernyataan dari elite-elite PDIP yang mengaku mau gabung koalisi besar asalkan posisi calon presiden (capres) ditempati oleh mereka.
Ini dinilai menunjukkan sikap pragmatisme dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
"Mulai timbul semacam pragmatisme dengan upaya Puan untuk memoderasi ketegangan antara Ibu Mega dan Pak Jokowi," ujar Rocky Gerung dari kanal YouTube pribadinya, dikutip Konten Jatim pada Minggu (9/4/2023).
Baca Juga: Pengamat Sebut Wacana Koalisi Besar Tak Terlepas dari Bayang-bayang Jokowi
Rocky menyebut bahwa PDIP tampak seperti partai transaksional, dan menandakan bahwa mereka tak ada bedanya dengan partai yang lain.
"Nggak ada semacam harga diri/dignitas dari PDIP untuk bilang 'Silakan kalian bikin koalisi besar, kami adalah partai yang berakar pada sejarah dan kemerdekaan Indonesia," sambung ahli filsafat tersebut.
"Yang ada (justru) komentar-komentar dari Sekjen, Budiman 'ya kita minta jadi presiden', itu kan komentar teknis, tidak bernas komentar itu tuh," tutur Rocky Gerung.
PDIP, beber Rocky, seharusnya bicara soal politik global, gagasan Bung Karno, hingga politik imperialisme, sebab itulah identitas asli partai yang dinahkodai oleh Megawati Soekarnoputri itu.
Tetapi dalam realitanya, mereka hanya bicara hal-hal seperti penolakan Timnas Israel, tukar tambah kabinet, hingga desakan reshuffle.
"Akhirnya orang lupa PDIP siapa sebetulnya kan, masak cuman soal ngomel-ngomel soal Israel, soal tukar tambah kabinet, soal minta-minta reshuffle," ujar Rocky.
"Jadi orang lupa bahwa PDIP itu dasarnya adalah Soekarno yang paham politik luar negeri, paham politik imperialisme, itu sebetulnya identitas PDIP di situ. Kalau PDIP rawat itu dari awal maka orang akan angkat jempol," sambungnya.
"Jadi nggak ada sikap ideologis PDIP tentang masa depan Indonesia, gampangnya begitu," terangnya.
Baca Juga: Dijagokan Jadi Pemimpin Jalan Tengah, Gerindra Sebut Prabowo Belum Capres Final Koalisi Besar
Diketahui, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, menyatakan setuju dengan wacana koalisi besar yang terdiri dari gabungan antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) untuk menghadapi Pemilu 2024.
Menurut Puan, koalisi besar harus dibentuk dengan cita-cita dan visi misi yang sama untuk Indonesia. Dia menilai bahwa ketika semua partai politik di dalam koalisi besar sepakat dengan cita-cita yang akan dicapai, maka koalisi itu bisa terbentuk.
Puan juga mengungkapkan bahwa PDIP akan mendukung wacana koalisi besar tersebut untuk kebaikan bangsa dan negara serta rakyat.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO