Lantas, pemerintah Hindia Belanda mulai mengeksploitasi keuntungan bisnis komoditas perkebunan pada 1725, termasuk kopi, gula, teh, dan karet. Sistem baru tanam paksa diperkenalkan Raja Willem I di Belanda.
Eksploitasi ini dimulai pada 1830-1870 setelah krisis ekonomi yang saat itu melanda Belanda. Kopi pun mulai ditanam di mana-mana. Daerah Besoeki dan Pasoeroean bahkan diakui pedagang Amerika dan Eropa sebagai produsen kopi arabika di Jawa.
Baca Juga: Alun-Alun Bondowoso: Keseruan, Akses, Sampai Tips Berliburnya
Penanaman di daerah Besoeki atau daerah dataran tinggi Ijen Raung saat ini dimulai dari Gunung Blau yang kini disebut Blawan. Kebun Jampit juga tercatat didirikan pemerintah Hindia Belanda pada 1927.
Java Coffee pun dipercaya sebagai salah satu kopi terbaik dan menjadi bagian campuran kopi klasik dari Mocha-Java. Inilah kopi yang memadukan kopi dari kota Al-Mukha di Yaman dengan kopi Jawa.
Baca Juga: 6 Aktivitas Seru di Alun-Alun Bondowoso, Jangan Lewatkan!
Kopi arabika yang dikelola perkebunan Hindia Belanda menjadi cikal bakal perkebunan rakyat di daerah Ijen-Raung.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024