Menu


8 Contoh Hadits Shahih untuk Bekal Kehidupan Sehari-hari

8 Contoh Hadits Shahih untuk Bekal Kehidupan Sehari-hari

Kredit Foto: Pixabay/Chiplanay

Konten Jatim, Depok -

Hadits merupakan ucapan Nabi Muhammad SAW yang diutarakan selama hidup-Nya, didasarkan dari firman Allah SWT maupun pemahaman atas Agama Islam. Hadits ini merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an.

Perlu dipahami bahwa hadits-hadits ini dibagi tingkatannya menjadi beberapa jenis berdasarkan keabsahan mereka. Hadits dengan tingkatan tertinggi adalah hadits shahih yang bisa dipercaya isinya oleh umat Islam kalangan luas.

Keberadaan hadits shahih ini sudah mengikuti beberapa persyaratan yang ditujukan untuk hadits yang bisa dipercaya. Dengan demikian, para Muslim bisa yakin kalau Rasulullah SAW benar-benar mengucapkan isi hadits ini di masa lampau kepada sahabatnya.

Mengutip beberapa sumber berbeda pada Senin (3/4/2023), berikut contoh hadits shahih yang bisa dijadikan pedoman dalam keseharian seseorang.

Baca Juga: Tahammul dan Kaitannya dengan Periwayatan Hadits

Contoh Hadits Shahih

1. Hadits Shahih Tentang Ketaatan

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ حَدَّثَنِي نَافِعٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ

Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kewajiban seorang muslim adalah mendengar dan mentaati dalam perkara yang ia senangi maupun ia benci, selama ia tidak diperintahkan untuk bermaksiat. Apabila ia diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak boleh mendengar dan mentaati." (Hadits Sunan Abu Dawud No. 2257)

2. Hadits Shahih Tentang Sedekah

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ مُوسَى عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَصَدَقَةُ بْنُ مُوسَى لَيْسَ عِنْدَهُمْ بِذَاكَ الْقَوِيِّ

Artinya: Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa yang paling utama setelah Ramadhan, Beliau menjawab: "Bulan Sya'ban untuk memuliakan Ramadhan, " Beliau ditanya lagi, lalu Shadaqah apa yang paling utama? Beliau menjawab: "Shadaqah di bulan Ramadhan." Abu 'Isa berkata, ini adalah hadits gharib dan menurut ahlul hadits Shadaqah bin Musa bukanlah rawi yang kuat. (Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 599)

Tampilkan Semua Halaman