Menu


RS Darurat Wisma Atlet Ditutup, Bye Corona

RS Darurat Wisma Atlet Ditutup, Bye Corona

Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak

Konten Jatim, Jakarta -

Kemarin, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran resmi berhenti beroperasi. Penutupan dilakukan seiring semakin landainya kasus Covid-19 di Tanah Air.

Penutupan RSDC sebenarnya sudah direncanakan pemerintah sejak akhir Desember 2022. Saat itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hanya menyiagakan satu tower, yakni Tower 6 untuk menampung pasien Covid-19 hingga 31 Maret 2023. Per kemarin, tower tersebut sudah tidak disiagakan lagi.

"Sesuai surat (BNPB), per 31 Maret 2023 ditutup seluruhnya. Seluruh Tower untuk perawatan pasien Covid-19," kata Koordinator RSDC Wisma Atlet, Mayjen Tugas Ratmono, kemarin.

Baca Juga: Mantan Ketum Muhammadiyah Sindir Jokowi yang Larang Bukber demi Cegah Covid-19: Bukannya Presiden Sering di Kerumunan?

Ratmono lega dengan melandainya kasus Corona di dalam negeri. Namun, dirinya juga punya banyak kenangan sejak awal bertugas di RSDC. Seperti, dia sempat membantu pasien positif Covid-19 melahirkan, hingga menjalani pernikahan. “Banyak hal yang muncul di Wisma Atlet ini," kenangnya.

Penutupan RSDC dilakukan dengan pelepasan ribuan relawan yang ikut membantu memerangi Corona sejak awal 2020. Sebagai garda terdepan, kini mereka purnatugas dan bisa melakukan aktivitasnya seperti sedia kala.

Tak lupa Ratmono mengucapkan terima kasih kepada relawan yang terdiri dari dokter, perawat, maupun pihak lain yang turut membantu melayani pasien Covid-19. Ratmono meminta semua pihak mengenang jasa-jasa para pahlawan tersebut, sebab banyak juga di antara mereka yang ikut jadi korban. Bahkan harus kehilangan keluarga, kerabat, hingga teman-temannya.

“Dulu kita pantang pulang sebelum Corona tumbang. Saat ini, Corona sudah tumbang, silakan para relawan untuk pulang,” pungkas Ratmono.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, penutupan RSDC sudah tepat, karena angka penularan Covid-19 mulai mereda. Namun, dia mengingatkan, bahwa virus Corona tetap ada di Indonesia.

“Kita harus menyadari bahwa Covid-19 ini nggak bisa hilang. Dia cenderung akan selalu ada dan itu yang dinamakan endemik,” katanya.

Baca Juga: Bukber Kembali Dilarang Gegara Covid-19, Waketum MUI: Seharusnya Pemerintah Larang Konser Musik

Menurutnya, penanganan Covid-19 di Indonesia memang sudah baik. Saat ini, imunitas kelompok sudah bekerja maksimal, dengan adanya vaksin maupun booster.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Rakyat Merdeka.