Menu


Kegagalan Piala Dunia U-20 Digelar di Indonesia, Guntur Romli Kaitkan dengan Isu Bom

Kegagalan Piala Dunia U-20 Digelar di Indonesia, Guntur Romli Kaitkan dengan Isu Bom

Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan

Konten Jatim, Jakarta -

Indonesia secara resmi telah dicoret oleh FIFA sebagai tuan rumah (host) gelaran Piala Dunia U-20 2023. Dalam rilis di situs resminya, federasi sepak bola internasional itu tak menyampaikan secara gamblang terkait alasan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah.

FIFA hanya menyebut bahwa 'situasi terkini' menjadi pertimbangannya, dan juga menyinggung soal tragedi Kanjuruhan. Hal ini pun menjadi perdebatan publik.

Ada yang menduga bahwa pembatalan tersebut sebenarnya berkaitan dengan gaduhnya penolakan terhadap timnas Israel di Tanah Air, namun ada juga yang berpendapat sebaliknya.

Baca Juga: Bela Ganjar yang Dihujat Warganet Gegara Pildun U-20 Batal di Indonesia, Guntur Romli: Di Mana Salahnya Jika Orang Berani Tolak Penjajahan?

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli meragukan bahwa gaduh soal timnas Israel menjadi alasan FIFA mencoret Indonesia sebagai host Piala Dunia U-20. Ia justru menduga bahwa isu bom lah yang sebenarnya menjadi pertimbangan FIFA.

"Tapi menurut saya, FIFA baru melihat isu penolakan ini serius dan menjadi ancaman ketika ada yang mengaitkan dengan isu bom," ujar Guntur Romli dari kanal YouTube Cokro TV, dikutip Konten Jatim pada Jumat (31/3/2023).

"Saya membaca utas dari akun Twitter @Kurawa soal masalah bom ini kemudian menjadi masalah yang sangat serius. Dari tweet-tweetnya akun Kurawa, tampaknya ada sumber dari dalam, baik dari PSSI, Erick Thohir, dan FIFA," sambungnya.

Isu bom ini, kata Gun Romli, memang menjadi isu yang sangat sensitif dan serius. Terlebih lagi, pernah ada sejarah kelam tragedi berdarah Olimpiade Munchen 1972, di mana insiden tersebut menewaskan 11 anggota tim Israel di tempat menginap mereka di area Olympic Village.

"Isu bom memang isu yang sangat serius dan sensitif. Kita tidak bisa menjadikan ini sebagai isu candaan atau untuk menakut-nakuti," kata Gun Romli.

"Apalagi terhadap Israel yang pernah mengalami tragedi kemanusiaan Black September tahun 1972 di Olimpiade Munchen Jerman," lanjutnya.

Anak buah Giring Ganesha itu menuturkan bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya sempat menyinggung soal isu bom ini. Kata Hasto, penolakan Gubernur Bali Wayan Koster terhadap timnas Israel adalah dalam rangka melindungi warga Bali itu sendiri dari kelompok ekstremis kanan.

"Isu bom ini dikaitkan dengan sikap penolakan Gubernur Bali I Wayan Koster. Apalagi Bali yang menjadi salah satu tempat pertandingan Piala Dunia, pernah berkali-kali menjadi sasaran bom teroris. Isu bom ini disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto," kata Gun Romli.

Hal inilah, tutur Gun Romli, yang kemudian direspons secara serius oleh FIFA. Kata dia, FIFA ingin melindungi setiap kontingen dari negara yang terlibat di gelaran Piala Dunia U-20 2023 itu.

"Kalau sudah menyebut-nyebut bom, pastinya banyak pihak yang meminta hingga menekan FIFA untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah, karena ini soal bom ini soal nyawa, keselamatan manusia yang menjadi taruhannya," kata Gun Romli.

"Isu bom inilah bagi saya menjadi alasan terkuat pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20," bebernya.

Baca Juga: Berbeda Pendapat Mengenai Israel di Piala Dunia U20, Hubungan PDIP dan Jokowi Diisukan Mulai Renggang

Diketahui sebelumnya, FIFA telah memutuskan untuk mencabut status tuan rumah Indonesia di Piala Dunia U-20 2023, (29/3/2023).

Dalam situs resminya, FIFA beralasan akibat kejadian yang menimpa dunia sepak bola Indonesia pada Oktober 2022 lalu yang diyakini sebagai tragedi Kanjuruhan. Selain itu muncul juga penolakan Timnas Israel yang diduga juga menjadi penyebab FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024