Fenomena larangan buka bersama (bukber) sedang menyeruak dan menjadi perbincangan hangat oleh masyarakat. Meskipun hanya berlaku untuk jajaran pemerintah, tetapi banyak yang mempertanyakan keputusan buatan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Pengamat politik Rocky Gerung menjelaskan dalam sebuah video kanal YouTube pribadinya, Rocky Gerung disadur pada Sabtu (25/3/2023) kalau keluarnya peraturan tersebut menjadi tanda meningkatnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Baca Juga: PDI Perjuangan dan PAN Kompak Bela Jokowi Soal Larangan Bukber
“Saya rasa ini adalah tanda sosiologis bahwa ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah itu naik,” terang Rocky Gerung
Menurutnya, apapun yang diucapkan sebagai argumen dari Presiden Jokowi dan “cecunguk-cecunguknya” atau orang yang terus-menerus menjilat Jokowi, yang disasar adalah presiden Jokowi itu sendiri dan bukan “penjilatnya”.
“Karena ini soal melarang orang buka puasa secara tradisional dianggap sebagai upaya untuk mengakrabkan persahabatan keluarga. Nggak ada orang buka puasa terus bawa hadiah Rubicon. Nggak ada orang buka puasa bikin dia hotel mewah dengan 20 miliar misalnya,” lanjutnya.
Rocky Gerung menilai kalau publik tahu apa yang seharusnya dilakukan dalam acara bukber. Dirinya berpikir kalau acara buka puasa merupakan acara kultural yang sudah umum dilakukan banyak kalangan masyarakat.
“Tetapi argumen yang diucapkan pemerintah tapi juga jangan pamer kemewahan dalam soal buka puasa. Buka bersama Itu kan cuman kolak semuanya di situ kan,” kata Rocky Gerung berkelakar.
Baca Juga: Ahmad Fahrur Rozi Berharap Bukber ASN Tidak Perlu Dilarang
Dengan demikian, di sini Rocky Gerung menyimpulkan kalau pemerintah gagal mempunyai kemampuan untuk meyakinkan masyarakat soal kebijakan yang mereka miliki.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO