Partai Nasdem bersikeras bahwa Anies Baswedan tidak disandera oleh wakil presiden. Koalisi Perubahan bergabung dengan Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS memberi Anies kekuatan untuk memutuskan siapa cawapresnya.
Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya menyebutkan, keunikan ini membuat Anies leluasa untuk memutuskan siapa sosok yang bakal mendampinginya. Pada sisi lain, tidak adanya syarat cawapres juga membuka peluang bergabungnya partai lain dalam koalisi.
Baca Juga: Nasdem Tak Mau Dikatakan Sebagai Pengusung Khofifah Jadi Cawapres Anies
"Nah kenapa koalisi (lain) enggak move on-move on? Karena sandera-menyandera kan?" kata Willy, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (23/3/2023).
Menurut Willy, Nasdem selaku partai pertama yang menetapkan Anies sebagai bakal capres telah menekankan hal itu. Anies memiliki wewenang kuat untuk menetapkan cawapres tanpa harus didikte.
Ketum Nasdem Surya Paloh, lanjut Willy, sejak awal juga tidak menyodorkan nama atau mendorong figur-figur tertentu sebagai cawapres untuk Anies. Hal ini turut membuat Koalisi Perubahan menjadi koalisi yang paling progresif lantaran telah solid menetapkan bakal capres.
Sementara Anies belum lama ini bertemu empat mata dengan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Pertemuan keduanya menguatkan potensi AHY menjadi salah satu kandidat kuat untuk menjadi pendamping Anies.
Willy kembali menegaskan, Nasdem berkomitmen menyerahkan sepenuhnya kepada Anies untuk memilih bakal cawapres. “Nasdem sudah clear, Pak Surya sendiri pimpinan tertinggi menyerahkan kepada Mas Anies,” ujar Willy.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024