Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor mengatakan, lawatan politik pimpinan partainya Yusril Ihza Mahendra akan berlangsung mulai Ramadan 1443 Hijriah atau akhir Maret hingga April 2023.
Menurut Afriansyah, safari politik Yusril utamanya bakal digelar ke parpol pendukung pemerintahan era Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin.
Baca Juga: Yusril Ihza Mahendra Nilai Koalisi Gerindra-PKB Solid namun Kuncinya Tetap di PDIP
Yusril selama Meret 2023 ini telah bertandang ke beberapa kantor partai pendukung Jokowi-Maruf, yakni PPP, PKB, dan Golkar.
Total ada tujuh partai pendukung Jokowi-Maruf. Yusril tercatat belum mengunjungi kantor Gerindra, PAN, NasDem, dan PDI Perjuangan. "
Jadi, yang utama sudah tiga, tinggal empat lagi. Gerindra, PAN, NasDem, kemudian PDIP," kata Afriansyah kepada wartawan, Rabu (22/3).
Dia mengaku sudah intens berkomunikasi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto agar Yusril bersama elite PBB bisa bertandang ke kantor parpol berkelir merah itu.
Selain itu, Afriansyah juga sudah berkoordinasi dengan elite Gerindra agar Yusril bisa bertemu dengan ketum parpol berlambang kepala Burung Garuda Prabowo Subianto.
Baca Juga: PKB Goda PBB Gabung KIR, Yusril Masih Tunggu Sikap PDIP
"Waktunya diselaraskan, waktunya dengan Pak Prabowo yang sedang diajak keliling sama Pak Jokowi. Jadi, belum sempat. Insyaallah awal puasa kami bisa bertemu," katanya.
Afriansyah mengatakan pula sudah berkoordinasi dengan elite PAN dan NasDem agar Yusril bisa bertanda ke kantor dua partai tersebut.
"Semua sudah terkonfirmasi tinggal masalah waktu saja," ujar pria yang juga menjabat Wakil Menteri Ketenagakerjaan itu.
Afriansyah mengatakan safari politik terdekat bakal digelar Yusril bersama elite PBB dengan bertandang ke PAN dan Gerindra.
"Awal puasa kami berharap Pak Prabowo tidak keluar kota lagi, dan ada waktu, dan juga Pak Zulkifli Hasan (Ketum PAN, red) juga, kan, lagi sibuk di kementerian jadi kami menunggu waktu beliau-beliau ini," ujarnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO
