Apa itu Kutubus Sittah? Kutubus Sittah ialah ‘Enam Kitab’ dalam bahasa Indonesia. Ini adalah sebutan yang merujuk pada enam kitab induk hadits dalam Islam. Apa maksudnya?
Dalam bahasa Arab, Kutubus Sittah disebut juga al-Kutub as-Sittah, yang secara bahasa berarti ‘enam buku’. Secara istilah, kitab Kutubus Sittah merupakan kumpulan enam kitab hadits yang disusun oleh para pengumpul hadits awal.
Kitab-kitab tersebut menjadi rujukan utama oleh umat muslim dalam merujuk pada perkataan Nabi Muhammad.
Baca Juga: Apakah Pahala Orang yang Membaca Al-Qur’an di Kitab dan Ponsel Berbeda? Begini Penjelasannya
Dalam Tahir al-Jazari (153), disebut tak semua ulama fikih Sunni sepakat dengan ditambahkannya Ibnu Majah. Secara khusus, Maliki dan Ibnu al-Atsir menganggap al-Muwattha’ sebagai kitab keenam.
Adapun, alasan penambahan Sunan Ibnu Majah ialah di dalamnya terdapat banyak hadits yang termasuk dalam lima hadits lain.
Adapun, berikut keenam Kutubus Sittah beserta tokoh penghimpunnya:
1. Shahih Bukhari dihimpun oleh al-Bukhāri.
Baca Juga: Bawa-bawa Zaman Onta, Akun Gus Nadir Ogah Kitab Suci Dianalogikan Seperti Buku Petunjuk Barang
Imam Bukhari kerap disebut amir al-mukminin atau penghulunya Umat Islam dalam perkara hadits. Terlebih, beliau didaku sebagai imam atau pemimpin para ahli hadits dan maha guru dari segenap penghapal hadits di masanya, oleh kalangan para ahli hadits sendiri.
2. Shahih Muslim dihimpun oleh Muslim bin Hajjaj.
Imam Muslim ialah salah satu imam hadits dengan reputasi tinggi sepanjang zaman. Ia lahir di Naisabur pada tahun 206 atau 204, telah belajar hadits sejak kecil, serta mengalami kesempatan untuk kali pertama mendengar hadits di usia belia, yakni saat 12 tahun.
3. Sunan an-Nasa'i atau disebut juga As-Sunan As-Sughra dihimpun oleh an-Nasa'i.
Abu ‘Abdirrahman Ahmad bin ‘Ali bin Syu’aib bin ‘Ali bin Sinaan bin Bahr al-Khurasaaniy atau yang terkenal dengan Imam an-Nasaa`i lahir di Nasaa’ pada tahun 214/215 H. Beliau sempat menghapal Al-Qur’an dan belajar dasar ilmu di madrasah kepada beberapa guru di kampungnya, sebelum dewasa.
4. Sunan Abu Dawud dihimpun oleh Abu Dawud.
Nama lengkap Sulaimaan bin al-Asy’ab bin Ishaaq ibn Basyiir bin Syadaad bin ‘Amr al-Azdiy as-Sijistaaniy alias Imam Abu Dawud as-Sijistaaniy lahir pada 202 H. Ia sejak kecil dikenal sebagai anak yang amat mencintai ilmu dan senang bergaul dengan para ulama.
Beliau banyak melakukan pengembaraan intelektual di usia yang belum dewasa, khususnya di kampung halamannya sendiri, Sijistan.
5. Jami at-Tirmidzi dihimpun oleh at-Tirmidzi.
Imam Tirmidzi dilahirkan pada tahun 209 H. Beliau sejak kecil diketahui amat mencintai ilmu dan mencari hadits, yakni menerima dan meriwayatkan. Hal ini dilakukannya hingga ke Hijaz, Irak, Khurasan, dan daerah lain.
6. Sunan ibnu Majah dihimpun oleh Ibnu Majah.
Baca Juga: Apa Itu Hadits Nabawi? Hadits Yang Murni Asalnya dari Rasulullah
Lahir pada tahun 209 H, pemilik nama lengkap Abu ‘Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Rab’iy al-Qazwiniy ini meninggal pada bulan Ramadan 273 H. Beliau amat tertarik dengan ilmu hadits dan ilmu riwayat hadits sebagaimana para imam hadits lainnya.